http://world-aquaculture.blogspot.com/
budidaya ikan black ghost
Wed, 21 Sep 2011 06:43:00 -0700


Pembenihan Ikan Black Ghost (Apteronotus albifrons)


PENDAHULUAN


Ikan hantu (Black ghost) merupakan ikan hias yang berasal dari sungai Amazon, Brasil, Amerika Selatan. Tubuhnya berwarna biru kearah ungu tua hingga kehitaman dan kadang-kadang terlihat hitam pekat. Ciri fisik lainnya adalah terdapat beberapa goresan atau garis putih pada bagian ekomya dan garis putih dari dahi hingga ke dagu (leher). Bentuk tubuh black ghost seperti pipa pipih dengan panjang 26-48 cm. Ikan ini dicirikan dengan bersatunya sirip dada dan sirip perut. Sirip yang menyatu ini memanjang dari dada hingga pangkal ekor. Pada saat berenang atau ada aliran air, sirip ini berkibar-kibar sehingga membuat daya tarik tersendiri. Walaupun bertubuh hitam, ikan ini mempunyai sifat yang baik, tenang, tidak galak dan tidak suka mengganggu ikan lainnya. Sehingga dapat hidup tenang jika dicampur dengan jenis ikan lainnya.

Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya.


PEMBENIHAN BLACK GHOST


Membedakan induk black ghost jantan dan betina dapat dilakukan dengan melihat penampilan fisiknya. Induk jantan dengan dagu dan badan panjang serta lurus,sedangkan indu betina pendek dan terlihat gemuk serta lebih besar. Untuk dijadikan induk sebaiknya dipilih black ghost yang telah berumur lebih dari satu tahun atau yang mempunyai panjang antara 7-8 inci (20 - 30 cm). Secara umum pemijahan black ghost dapat dilakukan dengan dua macam, yaitu secara massal dan berpasangan. Pembenihan secara massal ikan Black ghost, dipijahkan dalam kolam atau bak fiber ukuran 2,5 x 1,5 x 0,5 m, diisi 20 ekor induk dengan perbandingan jantan : betina adalah 8:12. Sedangkan pembenihan yang berpasangan umumnya dilakukan di akuarium ukuran 100 x 50 x 40 cm, diisi 7 ekor induk dengan perbandingan 3 induk jantan dan 4 induk betina, atau diisi 5 ekor induk dengan 2 induk jantan dan 3 induk betina. Tempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam pemijahan, dapat berupa pralon yang berukuran besar disesuaikan dengan ukuran induk black ghost. Akuarium tersebut dilengkapi dengan aerator untuk menambah ketersediaan oksigen dalam air.

Pakan yang diberikan adalah cacing darah (bloodworm) dan jentik nyamuk, yang berfungsi untuk mempercepat penuaan telur. Tempat bertelur dapat digunakan pakis, berkaitan dengan aktivitas black ghost pada malam hari maka peletakkan pakis sebaiknya dilakukan pada sore hari. Pakis diletakkan diantara dua keramik dan diantara pakis dan keramik diberi batu, agar telur-telur dapat masuk ke sela-sela pakis dan dapat terhindar dari mangsa induk jantan. Pengambilan sarang dan telurnya hams sepagi mungkin sebelum matahari terbit. Jumlah telur black ghost 500-1000 telur.

Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. Namun hanya telur fertile saja yang akan menetas. Telur yang fertile ditandai dari warnanya yang kuning cerah dan diliputi lendir. Sementara telur yang steril berwarna putih susu tidak akan menetas. Dengan bertambahnya umur, anak black ghost berubah warna dari putih menjadi hitam, dan bersembunyi pada pakis bekas telur. Diberi pakan kutu air atau nauplii Artemia.


PEMBESARAN (BUDIDAYA) BLACK GHOSTPembesaran Black Ghost biasanya dilakukan dalam akuarium dimana ukuran antara 3-4 inci. Ukuran akuarium disesuaikan dengan jumlah dan ukuran anak black ghost yang akan dibesarkan. Sebagai contoh akuarium berukuran 100 x 35 x 50 cm dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200 - 250 ekor. Kualitas air yang cocok bagi kehidupan black ghost adalah : suhu 26 -27� C ; pH 6 -7 dan kekerasan 6 -10� dH. Untuk mengetahui kesiapan air yang akan digunakan untuk pembesaran black ghost maka dapat diuji dengan melihat reaksi ikan. Caranya, masukkan 1 -3 ekor black ghost ke dalam akuarium yang telah diisi air. Apabila black ghost langsung bersembunyi bararti air tersebut telah dapat digunakan. Namun bila black ghost naik ke permukaan dan terlihat lemas berarti air tersebut belum siap digunakan. Perlengkapan utama yang harus ada dalam akuarium pembesaran adalah aerator dan tempat persembunyian. Untuk tempat persembunyian dapat digunakan akar bakau, pralon, roster bata, plastik gelombang dan daun bacang atau daun ketapang kering.. Pakan yang diberikan biasanya berupa cacing darah (blood worm) yang kadang disebut juga cacing super, banyak dijual dalam bentuk beku, atau cacing sutera dan jentik nyamuk. Pemberian pakan yang tepat untuk black ghost ini pada sore hari, kurang lebih 3 -4 % dari bobot tubuh ikan, hal ini mengingat black ghost merupakan binatang yang aktivitasnya pada malam hari sehingga aktivitas makanpun lebih banyak dilakukan pada malam hari. Black ghost termasuk jarang mengeluarkan kotoran, sehingga pembersihan air termasuk jarang dilakukan. Saat ini, eksport black ghost yang terbanyak adalah ke Jepang. Untuk negara lain sudah ada permintaan walaupun masih dalam jumlah sedikit. Namun berapapun jumlah black ghost yang dikirim, asal kondisi sesuai dengan permintaan, importir tetap menerima. Untuk pasar lokal, permintaan ikan hias ini cenderung stabil. Kondisi di Indonesia, pasar black ghost yang ramai dan banyak diminati adalah dari pemijah ke pembesar dan dari pembesar ke eksportir.
budidaya ikan belida
Wed, 21 Sep 2011 06:42:00 -0700

Ikan belida merupakan salah satu jenis ikan perairan umum yang bernilai ekonomis. Selain dikonsumsi langsung, ikan ini juga digunakan sebagai bahan baku kerupuk dan amplang. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ikan belida disebut ikan pipih. Di Sumatera ikan ini disebut ikan belido dan digunakan sebagai bahan baku empek-empek.
Belida termasuk famili Notopteridae, genus Chitala/Notopterus dengan species Chitala lopis. Belida mudah dikenal dengan melihat sirip duburnya yang menyambung dengan sirip ekor berawal tepat dibelakang sirip perut yang dihubungkan dengan sisik-sisik kecil. Bentuk kepala dekat punggung cekung dan rahangnya semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas bagian belakang mata pada ikan yang sudah besar. Tampilannya yang unik membuat sebagian orang tertarik untuk memelihara ikan belida di akuarium sebagai ikan hias. Belida bisa dijumpai di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Malaysia, dan Thailand.

Upaya Budidaya
Pada 2004, Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Mandiangin, Kalsel mulai mengkoleksi induk belida dari perairan Waduk Riam Kanan (Kab. Banjar). Induk ikan belida yang berhasil dipelihara sebanyak 45 ekor induk betina dengan kisaran bobot 2-5 kg dan 82 ekor induk jantan dengan kisaran bobot 1,5 - 5,5 kg. Selanjutnya dilakukan domestikasi yaitu pemijahan ikan belida di kolam.
Untuk usaha budidaya belida memerlukan induk yang berkualitas. Ciri-cirinya antara lain alat kelamin berbentuk bulat pada induk betina, sirip perut relatif pendek dan tidak menutupi urogenital, ukuran badan relatif lebih besar. Selain itu, ketika matang gonad, bagian perut membesar dan kelamin memerah, dengan ukuran berat antara 2-7 kg. Sedangkan induk jantan mempunyai alat kelamin tipis dan berbentuk tabung, sirip perut relatif lebih panjang dan menutupi urogenital, ukuran badan relatif lebih kecil, pada saat siap pijah, alat kelamin memerah dan bila diurut keluar cairan putih keruh, dengan ukuran berat antara 1,5-5 kg.
Induk ikan belida bisa dipelihara dalam kolam air tenang atau mengalir dengan luasan sekitar 400 m2 atau tergantung jumlah induk yang ditebar (2m2/pasang) dengan kedalaman air 0,7-1m. Untuk kisaran kualitas air, pH pada 7,2-8,2, oksigen terlarut pada 5,2-6,6 ppm, dan NH3 pada kisaran 0,01-0,11 ppm.
Dalam proses pematangan gonad, induk ikan belida diberi pakan berupa udang segar dengan dosis 7-5% per hari, pakan tersebut diberikan dua kali dalam 1 hari yaitu pagi dan sore. Jumlah pakan sebaiknya lebih banyak diberikan pada sore hari. Sebab, belida sangat respon terhadap pakan yang diberikan menjelang malam hari.
Pada pemijahan belida di kolam, substrat untuk meletakkan telur bisa disediakan berupa batang bambu atau kayu yang ditancapkan di dalam kolam atau berupa papan yang dipasang vertikal.

Rekayasa BBAT Mandiangin
Hasi penelitian di BBAT Mandiangin, substrat berupa papan dengan lebar 50 cm dan tinggi 40 cm cukup baik untuk penempelan telur ikan belida secara merata sehingga persentase telur yang dibuahi dan potensi untuk berkembang atau menetas lebih besar.
Untuk kegiatan pengkajian teknologi pembenihan ikan belida, luasan kolam yang digunakan 400 m2, jumlah induk belida sebanyak 127 ekor serta 25 unit substrat papan ulin sebagai tempat penempelan telur. Papan tersebut diberi tali sehingga dapat diangkat untuk pengontrolan apakah sudah ada telur yang menempel. Pengontrolan dilakukan 2-3 hari sekali. Bila papan tersebut sudah ditempeli telur, kemudian diangkat dan dibersihkan dari kotoran, selanjutnya dimasukkan dalam akuarium. Untuk pencegahan jamur, media inkubasi telur diberi methylen blue (MB) 1-3 ppm.
Musim pemijahan ikan belida dari Agustus sampai Maret atau musim penghujan. Berdasarkan data 47 kali pemijahan selama tahun 2005, jumlah telur satu substrak berkisar 102-586 butir telur dengan rerata 288 butir telur/induk. Derajat pembuahan berkisar 30-100 % dengan rerata 65 %. Derajat penetasan 72,2 % dan sintasan (SR) larva adalah 64,2 %. Larva menetas sekitar 72-120 jam pada suhu air 29-30 ?C.

Pemeliharaan Larva dan Pendederan
Pemeliharaan larva belida dilakukan dalam akuarium ukuran 60 x 40 x 45 cm, dengan ketinggian air sekitar 30 cm. Di dasar akuarium dipasang beberapa potong paralon ukuran 1 inchi yang berfungsi sebagai shelter karena sifatnya kanibal. Setelah 72 jam dari menetas, larva diberi pakan alami berupa artemia secukupnya.
Pendederan pertama dilakukan di akuarium selama sekitar satu bulan dari penetasan. Yaitu saat benih sudah mencapai ukuran 3-5 cm. Ukuran tersebut sudah relatif aman hidup di kolam.
Wadah kolam diberi pupuk organik sehingga benih ikan belida bisa memperoleh makanan alami yang tersedia di kolam. Pakan hidup berupa udang kecil atau larva ikan sangat disukai oleh ikan belida.
Setelah benih ikan belida berumur 30 hari, benih selanjutnya didederkan di kolam selama ?30 hari. Kolam yang digunakan berukuran 200 m2 , dengan kepadatan 10 ? 15 ekor/m2. Pakan yang diberikan berupa udang segar berukuran kecil sebanyak 5 ? 10 % per hari. Selama 30 hari pertama pendederan benih sebanyak 3.547 ekor dengan kisaran berat 0,39-0,75 gr dan ukuran panjang 3-5 cm, dihasilkan benih belida sebanyak 1.993 ekor ( SR 56,3 %) dengan ukuran panjang 15-17 cm ( rerata 15,5 cm) dan kisaran berat 10-12 gr (rerata 11,63 gr per ekor). Selanjutnya benih belida dapat dibesarkan di kolam dan di karamba dengan pemberian pakan ikan rucah.Ciri-ciri
Berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata. Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur. Merupakan ikan air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar. Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.


Taksonomi: Isospondyli, Suku Notopterridae

Habitat: Sungai-sungai besar dan daerah yang sering tergenang banjir. Di daerah dataran rendah tidak lebih dari 30 m dpl.

Penyebaran: Sumatera, Jawa dan Kalimantan

Populasi: Langka !!!

Upaya Konservasi:
Kolam, Aquarium dan Keramba.

Di mana Mancingnya
Di anak-anak sungai besar, bekas galian pasir, danau, rawa banjir.

Kapan Mancingnya
Malam, ikan ini Nokturnal (aktif di malam hari)

Metode Mancing Efektif
Mancing glosor/dasar dengan umpan udang hidup/anak ikan/katak

Peralatan
peralatan standar ringan, kelas 1 kg.Karakteristik
Tipikal penyambar dan ketika hooked up, langsung ngaciiiir ke akar bahar di dalam air untuk memutuskan kenur. jadi harus diantisipasi dengan cepat agar kenur gak nyangkut.

Regulasi
Tidak dilindungi undang-undang ...sigh

Bisa Dimakan ?
Bisa sih, tapi kalau ada ikan konsumsi lain sebaiknya ikan ini di lepas (Release) saja deh, mengingat populasinya yang semakin langka apalagi dengan semakin menjamurnya Toko Pempek. Berkurangnya populasi ikan sungai asli Palembang , salah satunya ikan belido membuat semua pihak prihatin. Sebabnya, ikan belido ini merupakan ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat kota Palembang . apalagi, ikan Belido ini merupakan salah satu bahan baku utama untuk membuat makanan tradisional khas Palembang yakni Pempek.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Sri Dewi Titisari, mengatakan, untuk mecegah terjadinya kelangkaan terhadap ikan belido tersebut, pihaknya akan berupaya melakukan penangkaran dan budidaya ikan belida tesebut. “Produksi ikan secara keseluruhan meningkat terus, tetapi untuk ikan-ikan tertentu jumlahnya semakin menurun,” ujarnya.

Penangkaran dan budidaya ikan belida tersebut, menurut Sri, bertujuan untuk mencegah terjadinya kelangkaan terhadap ikan belida yang pupulasinya di alam semakin berkurang. ”Budidaya ikan belida langkah ini dilakukan juga untuk mengatasi berkurangnya tangkapan ikan belida sejak tahun lalu di Sumsel,” katanya.

Oleh karena itu, dikatakan Sri, pihaknya bekerjasama dengan badan penelitian untuk menjaga kestabilan ikan yang ada, agar tidak mengalami kelangkaan. ”Kita akan bekerjasama dengan badan penelitian, jika nanti ditemukan teknologi yang tepat untuk melakukan budidaya ikan tersebut. Maka, akan kita salurkan keseluruh peternak ikan yang ada di Sumsel,” ungkapnya.

Namun, diakui Sri, untuk melakukan budidaya ikan ini tidaklah muda. Hal ini dikarenakan ikan tersebut hidup di daerah perairan terbuka. ”Tidak bisa kita targetkan peningkatan populasi ikan tersebut. Hal ini dikarenakan kita masih tergantung dari penangkapan ikan di lapangan,” ucapanya.

Dinyatakan juga oleh Sri, bahwa Provinsi Sumsel ini masih minim tenaga teknis untuk melakukan budidaya ikan belida. Namun, pihaknya akan terus berusaha untuk meningkatkan populasi ikan tersebut. ”Meskipun sulit, pihak kita akan terus berupaya agar budidaya ikan ini dapat dilaksanakan. Sehingga jumlah ikan belida tyang ada saat ini tidak berkurang, bahkan kita harapkan dapat bertambahn nantinya,” pungkasnya.
budidaya ikan badut
Wed, 21 Sep 2011 06:40:00 -0700
siapa yang tidak kenal ikan badut atau juga biasa dikenal dengan nama anemon fish, diberi julukan anemon fish karena ikan ini sering berada di dalam / di dekat tumbuhan anemon tempat ia tinggal dan bermain – main.

Ikan giru atau ikan badut adalah ikan dari anak suku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Sekitar dua puluh delapan spesies dikenali, salah satunya adalah genus Premnas, sementara sisanya dalam genus Amphiprion. Di alam bebas mereka bersimbiosis dengan anemon laut. Ikan giru berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang terkecil hanya mencapai 10 cm.

Ciri khas yang paling menarik dari ikan ini, yang badannya dihiasi dengan warna-warna cemerlang, adalah tempat hidupnya yang telah Allah pilihkan. Ikan badut hidup di cabang-cabang karang yang mirip pohon yang disebut sebagai ”anemon laut”. Ada kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemon laut yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Namun Ikan badut tidak pernah terluka oleh anemon laut ini. Bahkan mereka bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut yang membuatnya aman dari pemangsa. Ada cairan yang khusus di badan ikan badut ini yang melindunginya dari ‘gigitan’ kapsul anemon laut.idakkah ini menakjubkan? Tidak seperti ikan-ikan lainnya, ikan ini mengeluarkan cairan yang melindunginya dari racun di sekitar tempat hidupnya. Bagaikan tahu bahwa anemon laut ini tidak membahayakannya, saat berada dalam bahaya, ia secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun tersebut. Bagaimana mereka mengetahui bahwa ikan yang lainnya tidak dapat mendekatinya atau ikan yang lain tersebut tidak mempunyai cairan seperti yang dipunyainya? Tidak diragukan lagi, tidaklah otak maupun kemampuan ikan kecil itu yang dapat memberinya pengetahuan ini. Ada kekuatan yang telah mengajarinya, yakni Allah, pencipta langit dan bumi dan semua yang berada di antara keduanya.INDAH, lucu, cantik dan ternyata ikan ini cukup berharga juga bagi penikmat ikan hias laut. Dijual dari nelayan penangkap hingga ke konsumen yang berada di luar negeri.

Bahkan ikan ini cukup menjanjikan juga bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Clownfish atau ikan Nemo adalah ikan hias air laut yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Banyak orang memeliharanya sebagai ikan hias di akuarium.

Beberapa alasan sehingga ikan ini diminati sebagai pajangan di akuarium, adalah karena keindahan warna tubuhnya yaitu orange cerah dengan kombinasi hiasan 3 garis putih pada bagian kepala, badan dan pangkal ekor, gerakan yang lincah, memiliki postur tubuh mungil dan tidak ganas.

Besarnya permintaan pasar yang mengandalkan tangkapan alam tidak diimbangi oleh hasil budidaya, sehingga terjadi eksploitasi yang tidak terkendali dan menyebabkan clownfish dikategorikan sebagai biota yang dilindungi. Untuk itulah, untuk menjaga populasinya, kegiatan budidaya Clownfish sangatlah diperlukan.
Anda tertarik untuk ikut serta membudidayakannya? Caranya cukup mudah. Yang pertama adalah pemeliharaan calon induk. Biasanya, benih dapat dipelihara di bak semen, fiber glass atau akuarium.

Agar tercipta suasana nyaman bagi Clownfish, maka dalam wadah pemeliharaan diberi tanaman/anemon laut dan substrat dari bahan karang/genteng. Lama pemeliharaan benih berukuran 1,5 cm sampai siap dijadikan calon induk sekitar 5 ñ 6 bulan.

Calon induk yang dipersiapkan untuk perjodohan dan pemijahan berukuran 4 ñ 5 cm. Pakan induk adalah pelet dan sebagai pelengkap nutrisi diberi tambahan udang jambret dan artemia dewasa.

Penjodohan

Setelah itu, adalah kegiatan penjodohan. Kegiatan penjodohan dilakukan bila calon induk telah berukuran lebih dari 4 cm. Wadah yang digunakan untuk penjodohan sebaiknya dari bahan kaca, untuk mempermudah pengamatan dan seleksi calon induk.

Agar tercipta kondisi nyaman dan memicu terbentuknya pasangan baru, di dalam akuarium ditempatkan anemon laut (Radianthus ritterri).

Kemudian, setelah mendapatkan jodoh yang sesuai, diadakan pemijahan. Sebelum pemijahan, induk jantan melakukan pembersihan substrat, melakukan gerakan berayun-ayun didepan betina dan tarian patah-patah mengitari betina. Selanjutnya bila tiba saat memijah, kedua induk akan lebih aktif melakukan pembersihan subtrat untuk tempat menempelkan telur.

Pemijahan

Proses pemijahan berlangsung antara pukul 12.00 ñ 14.00 dan pembuahan secara eksternal. Kedua, induk melaku-kan penataan posisi telur sehingga menjadi rapi, selanjutnya aktif melakukan pembersihan dan perawatan telur, dengan mengibaskan ekor dan menyemprotkan air melalui mulut disekitar telur. Masa pengeraman telur 9 ñ 10 hari. Induk akan memijah kembali 1 ñ 2 hari setelah telur menetas.

Setelah pemijahan kita dapat memanen larva tersebut. Telur biasanya menetas pada pagi hari (05.00 ñ 08.00). Panen larva dilakukan pada pukul 08.00 ñ 10.00. Larva dapat dipanen dengan serok lembut, setelah terkumpul didalam serok, kemudian dipindahkan bersama air media dengan gelas.

Jumlah larva yang dihasilkan oleh sepasang induk Clownfish dalam satu periode pemijahan berkisar 90 ñ 350 ekor. Wadah pemeliharaan larva yang dianjurkan adalah bak semen, fiberglass atau akuarium. Pakan awal larva adalah Brachionus, selanjutnya dapat diberi kopepoda, nauplii artemia dan Diaphanosoma. Pergantian air dilakukan pada hari ke-5 atau bila diperlukan.

Pertumbuhan

Yang terakhir adalah proses pertumbuhan. Pertumbuhan clownfish tergolong lambat bila dibandingkan dengan ikan konsumsi, tetapi hal ini sesuai dengan ukuran ikan dewasa atau induk yang panjangnya hanya mencapai 7 – 8 cm. dari stadia larva sampai mencapai ukuran dewasa/induk memerlukan waktu 7-8 bulan.
Yang terpenting harus diperhatikan dalam budidaya ikan badut ini adalah pengelolaan kualitas air.

Pengelolaan kualitas air tidak jauh berbeda dengan pemeliharaan ikan pada umumnya, diperlukan penyiponan kotoran dan sisa pakan didasar wadah. Pergantian air minimal 1 kali sehari, sekitar 20 ñ 50 % atau bila diperlukan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kualitas air optimal dan tetap jernih.
Ikan badut mempunyai pangsa pasar luas dan nilai ekonomi cukup tinggi. Dapat dibudidayakan secara sederhana, mulai dari skala kecil (rumah tangga) sampai skala besar.

Dengan keberhasilan budidaya, diharapkan mampu memicu kegiatan budidaya ke depan, sehingga penangkapan alam dapat ditekan, kepunahan Clownfish dapat dikendalikan dan kebutuhan pasar yang terpenuhi.

Selain itu, ada baiknya jika ikan ini dikelola dengan cara menjaga habitnya. Menjaga tempat tinggalnya, ekosistem terumbu karang. Karena jika terumbu karangnya rusak maka hilanglah penyeimbang ekologis kehidupannya.

Untuk itu, mari kita bersama-sama menjaga habitatnya. Dengan menjaga dan melestarikan, kita dapat melanjutkan kehidupan Ikan Badut.
budidaya ikan baung
Wed, 21 Sep 2011 06:39:00 -0700
Pemeliharaan Induk Pemeliharaan induk dilakukan di kolam induk yang berukuran 600 m2 dengan kedalaman air rata-rata 1 m dengan padat tebar 15 ekor /m2. Selama pemeliharaan induk diberikan pakan berprotein minimal 28% sebanyak 2% dari total Biomass/hari dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.

Seleksi Induk

Pengecekan tingkat kematangan gonad induk betina yang siap pijah dapat dicirikan perut yang membesar dan lembek bentuk badan yang agak melebar dan pendek. Pada sekitar lubang genital agak kemerahan dan telur berwarna kecoklatan. Ukuran diameter telur ikan baung yang siap dipijahkan dan mampu berkembang dengan baik berkisar 1,5 sampai 1,8 mm dengan rata-rata 1,6 mm. Telur yang bagus dapat dilihat intinya sudah menepi dan tidak terjadi penggumpalan jika diberi larutan sera.

Sedangkan untuk induk jantan yang siap dicirikan dengan ujung genital papilla (penis) berwarna merah yang panjangnya sampai ke pangkal sirip anal. Cairan sperma ikan baung ini berwarna bening.

Pemijahan dilakukan secara buatan dengan penyuntikan hormon. Jenis hormon yang digunakan adalah ovaprim denga dosis 0,5 cc/kg induk betina dan 0,3 cc/kg untuk induk jantan.

Induk ditampung dalam wadah fiber/waskom/aquarium yang berfungsi sebagai tempat inkubasi induk. Induk ditimbang beratnya untuk menentukan jumlah hormon yang akan digunakan. Penyuntikan induk betina dilakukan 2 kali dengan interval waktu penyuntikan 6 jam, untuk penyuntikan I digunakan 1/3 dari dosis dan 2/3 sisanya untuk penyuntikan ke II. Sedangkan untuk induk jantan dilakukan sekali penyuntikan yaitu waktu penyuntikan kedua pada induk betina. Penyuntikan dilaksanakan secara intra muskular di bagian kiri/kanan belakang sirip punggung. Posisi jarum suntik terhadap tubuh induk membentuk sudut 30o – 40o sejajar dengan panjang tubuh.

Waktu ovulasi berkisar antara 6 – 8 jam setelah penyuntikan ke II (kisaran suhu 29o – 31o ditandai dengan keluarnya telur bila dilakukan pengurutan pada bagian perut.

Pembuahan

Pengambilan sperma dilakukan dengan pengurutan ke arah lubang genital dan dengan spuit yang sudah diisi dengan larutan NaCl 0,9% dengan perbandingan 4 cc NaCl dengan 1 cc sperma. Pembuahan buatan dilakukan dengan cara mencampurkan telur dengan sperma kemudian diaduk dengan bulu ayam searah jarum jam selama kurang lebih 2 – 3 menit secara perlahan sampai tercampur rata, lalu diberi air bersih. Selanjutnya telur ditetaskan di dalam aquarium.

Penetasan Telur

Penetasan dilakukan pada substrat buatan yang diletakkan menggantung di aquarium. Hal ini dikarenakan telur ikan baung memiliki daya rekat yang tinggi sehingga telur tersebut menempel kuat pada substrat. Setelah telur menetas larva akan jatuh ke dasar aquarium dan larva baung bersifat bergerombol dan lebih suka berada di dasar aquarium. Sedangkan telur yang tak menetas tetap menempel pada substrat.

Pemeliharaan Larva

Panen larva dilakukan setelah larva berumur 6 – 8 jam setelah menetas dengan cara disifon dengan selang plastik dan ditampung dalam waskom atau dengan menggunakan serok halus dan dihitung kepadatannya. Selanjutnya baru dilakukan penebaran di media pemeliharaan larva. Padat penebaran yang digunakan dalam pemeliharaan larva ikan baung ini 20 ekor/liter.

Larva yang baru menetas berukuran 0,5 cm dengan berat 0,7 mg. Selama pemeliharaan larva, pakan yang diberikan adalah nauplii Artemia sp dan cacing rambut diberikan setelah larva berumur 8 hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 5 kali per hari yaitu pada pukul 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, dan 23.00 WIB. Agar kualitas air tetap baik dilakukan penyifonan kotoran yang mengendap di dasar aquarium. Penyifonan dilakukan 1 x per hari pada pagi hari sebelum pemberian pakan.

Pendederan

Sebelum dilakukan penebaran benih, terlebih dahulu dilakukan persiapan kolam pendederan yang meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam dan pembuatan caren (kemalir). Dalam kegiatan persiapan kolam juga dilakukan pemupukan, pengapuran, pengisian air dan inokulasi moina sp. dengan kepadatan 10 juta individu/500 m2

Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan cara pembalikan tanah dasar kolam, diratakan dengan pembuatan kemalir dengan kemiringan 0,5 – 1% ke arah pintu pengeluaran. Setelah pengolahan tanah, dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang (kotoran ayam petelur) dengan dosis 60 gr/m2. Penjemuran kolam dilakukan selama 3 hari lalu diisi air secara bertahap sampai ketinggian air 90 cm.

Inokulasi Moina sp dilakukan sehari setelah pengisian air. Kolam didiamkan selama 3 – 4 hari agar ekosistem kolam dapat mencapai keseimbangan dan Moina sp berkembang biak. Sebelum benih ditebar di kolam dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi suhu, oksigen dan pH.

Penebaran banih dilakukan pada hari ke-8 dari awal persiapan kolam (3 hari setelah penebaran Moina sp). Penebaran benih dilakukan pagi atau sore hari untuk menghindari stress. Benih yang ditebar berukuran rata-rata 2,4 cm dengan padat tebar 20 ekor/m2 Pemeliharaan benih dilakukan selama 4 minggu. Setelah penebaran, benih diberi makan berupa pakan komersial (pellet) yang dihancurkan dengan kadar protein 28 – 30% sebanyak 25 – 100% total biomassa/hari. Total pemberian pakan tersebut adalah sebagai berikut :

Minggu I : 100%,
Minggu II : 80%
Minggu III : 70%
Minggu IV : 30%

Frekuensi pemberian pakan 3 x sehari pagi, siang dan sore .

Pemanenan

Pemanenan dilakukan dengan menjaring ikan dalam kolam menggunakan jaring, selanjutnya ditampung dalam hapa penampungan dan diberok selama 1 hari. Sebelum dilakukan pendistribusian benih pada pembudidaya ikan, benih terlebih dulu diseleksi sesuai ukuran.

Benih dikemas dalam kantong plastik ukuran 60 x 90 cm. Kepadatan per kantong tergantung pada ukuran benih dan waktu tempuh.
budidaya ikan belut
Wed, 21 Sep 2011 06:38:00 -0700
1. SEJARAH SINGKAT Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

2. SENTRA PERIKANAN Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.


3. JENIS Klasifikasi belut adalah sebagai berikut: Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Synbranchoidae Famili : Synbranchidae Genus : Synbranchus Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut) Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

4. MANFAAT Manfaat dari budidaya belut adalah:
1) Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
2) Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
3) Sebagai obat penambah darah.

5. PERSYARATAN LOKASI
1) Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2) Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
3) Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
4) Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
2) Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
3) Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
4) Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
5) Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
6) Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.

6.2. Penyiapan Bibit

1) Menyiapkan Bibit
a. Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
b. Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
c. Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan 40 30 cm dan belut jantan berukuran adalah belut betina berukuran cm.
d. Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam 1 (satu) bulan sampai anak belutpendederan calon bibit selama tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.

2) Perlakuan dan Perawatan Bibit Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.

6.3. Pemeliharaan Pembesaran

1) Pemupukan Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2) Pemberian Pakan Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama
1) Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.

7.2. Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

8. PANEN Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

9. PASCAPANEN Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1.Analisis Usaha Budidaya Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:

1) Biaya Produksi
a. Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
b. Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
c. Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,-
d. Lain-lain Rp. 30.000,- Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-

2) Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- Rp. 750.000,-
3) Keuntungan Rp. 422.000,-
4) Parameter Kelayakan Usaha 2,28 10.2. Gambaran Peluang Agribisnis Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.

11. DAFTAR PUSTAKA
1) Satwono, B. 1999. Budidaya Belut dan Tidar. Penerbit Penebar Swadaya (Anggota IKAPI). Jakarta.
2) Ronni Hendrik S. 1999. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara, Jakarta
Diposkan oleh emanrais di 21:53

1. SEJARAH SINGKAT

Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor.

2. SENTRA PERIKANAN

Sentra perikanan belut Internasional terpusat di Taiwan, Jepang, Hongkong, Perancis dan Malaysia. Sedangkan sentra perikanan belut di Indonesia berada di daerah Yogyakarta dan di daerah Jawa Barat. Di daerah lainnya baru merupakan tempat penampungan belut-belut tangkapan dari alam atau sebagai pos penampungan.

3. JENIS

Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)

Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.

4. MANFAAT

Manfaat dari budidaya belut adalah:

Sebagai penyediaan sumber protein hewani.
Sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Sebagai obat penambah darah.

5. PERSYARATAN LOKASI

Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-31 derajat C.
Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm. Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat hidup di air yang keruh.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Penyiapan Sarana dan Peralatan
Perlu diketahui bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm), kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2 bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20 cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran 30-40 cm.
Bangunan jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran, kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
Ukuran kolam induk kapasitasnya 6 ekor/m 2 . Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya tampungnya 500 ekor/m 2 . Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya tampungnya 250 ekor/m 2 . Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran 5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m 2 . Serta kolam belut konsumsi tahap kedua (ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m 2 , hingga panjang belut pemanenan kelak berukuran 3-50 cm.
Pembuatan kolam belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu diplester.
Peralatan lainnya berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
Media dasar kolam terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30 cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi 50 cm (bahan organik + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai, tinggal media tersebut dibiarkan beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah. Setelah itu belut-belut diluncurkan ke dalam kolam.
Penyiapan Bibit
Menyiapkan Bibit
Anak belut yang sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
Bibit bisa diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari sarang-sarang bibit yang ada di alam.
Pemilihan bibit bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor betina untuk kolam seluas 1 m 2 . Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi selama dua bulan atau empat bulan.
Perlakuan dan Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang. Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.
Pemberian Vaksinasi
Pemeliharaan Kolam dan Tambak
Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.

7. HAMA DAN PENYAKIT

Hama
Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.

8. PANEN

Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :

Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen). Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.

9. PASCAPANEN

Pada pemeliharaan belut secara komersial dan dalam jumlah yang besar, penanganan pasca panen perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini agar belut dapat diterima oleh konsumen dalam kualitas yang baik, sehingga mempunyai jaringan pemasaran yang luas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya belut selama 3 bulan di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Biaya Produksi
Pembuatan kolam tanah 2 x 3 x 1, 4 HOK @ Rp.7.000,- Rp. 28.000,-
Bibit 3.000 ekor x @ Rp. 750,- Rp. 225.000,-
Makanan tambahan (daging kelinci 3 ekor) @ Rp.15.000,-Rp. 45.000,-
Lain-lain Rp. 30.000,-
Jumlah Biaya Produksi Rp. 328.000,-
Pendapatan: 3000 ekor = 300 kg x @ Rp. 2.500,- Rp. 750.000,-
Keuntungan Rp. 422.000,-
Parameter Kelayakan Usaha 2,28

10.2. Gambaran Peluang Agribisnis

Budidaya ikan belut, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan belut semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.
budidaya ikan betutu
Wed, 21 Sep 2011 06:37:00 -0700
Betutu bukan ikan musiman. Ikan ini bisa bertelur sepanjang tahun, sehingga pemijahan bisa kapan saja, tidak tergantung musim, baik musim hujan maupun musim kemarau. Selang waktu pemijahan ke pemijahan berikutnya beralangsung selama 6 bulan. Kematangan gonadnya dipengaruhi oleh suhu, dan makanan. Pada suhu tinggi dan makanan cukup, kematangan gonad bisa lebih cepat dan kualitas telur bisa lebih baik.

Betutu berkembang biak dengan bertelur, bukan beranak seperti sebelumnya banyak dikatakan orang. Pemijahan terjadi di dasar perairan, yaitu dalam sarang yang berupa lorong-lorong batu, akar kayu, atau benda-benda lainnya. Hal itu dilakukan karena ikan betutu sangat suka memijah dalam kegelapan, dan tidak mau terganggu ikan-ikan lainnya. Ketenangan merupakan syarat mutlak bagi ikan betutu selama pemijahan. Kalau gaduh, pemijahan bisa terganggu.

Mulanya jantan mencari sarang. Setelah menemukan, jantan mengajak pasangannya ke dalam sarang itu. Jantan akan selalu berada di samping betina sambil sekali-kali melekatkan tubuhnya ke induk betina. Betina diam, tetapi sekali membalas dengan melekatkan tubuhnya ke induk jantan. Sampai akhirnya, betina mengeluarkan telur. Pada saat yang sama jantan mengeluarkan sperma.

Pembuahan telur terjadi di luar tubuh, dan telur yang sudah dibuahi adhesif bersifat, yaitu menempel pada permukaan benda-benda yang ada di dasar perairan. Seekor induk betina yang beratnya 350 gram dapat mengeluarkan telur antara 5.000 – 7.500 butir. Penetasan telur tidak bisa berlangsung cepat seperti ikan mas. Pada suhu 24 O C, telur menetas dalam waktu 7 hari. Pada suhu 26,5 O C, telur menetas dalam waktu 5 hari. Dalam kondisi lingkungan yang optimal, daya tetas telur dapat mencapai 70 persen.Nama ikan betutu mungkin masih asing bagi sebagian orang. Namun sebenarnya ikan betutu termasuk salah satu jenis ikan yang sudah mendunia. Di dunia bisnis, ia disebut Gabus Malas, di Kalimantan dinamakan Bakukut, orang Cina menyebutnya Sun Hok, sedangkan dunia internasional menamainya marbled goby atau sand goby.

Tidak seperti namanya, ikan betutu atau ikan malas ternyata mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi. Negara pembeli betutu seperti malaysia, jepang dan singapura mengolah kulit ikan betutu menjadi minyak obat bagi pasien selepas operasi.

Menu masakan ikan betutu telah masuk di kota-kota besar seperti Palembang, Medan, Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta. Tarip menu ikan betutu di hotel-hotel berbintang berkisar antara Rp 250.000,00 – Rp 300.000,00 untuk satu porsi dengan ukuran 0,8 kg -1 kg. Sedangkan harga ikan betutu hidup di tingkat tengkulak atau brooker bervariasi antara Rp 75.000,00 – Rp 100.000,00 per kilogramnya.

Mahalnya harga ikan betutu diduga ada beberapa versi, mungkin karena cita rasanya lezat, dagingnya putih, empuk, dan nyaris tidak bertulang. Ikan betutu juga dipercaya mengandung khasiat tertentu bagi kaum wanita dan bagi kaum pria. Bagi kaum’wanita, ikan betutu dipercaya dapat membuat awet muda dan dapat menambah kehalusan kulit karena banyak mengandung vitamin B1, B2, B6 vitamin F, dan vitamin E sehingga dapat menghambat proses penuaan. Bagi kaum pria, ikan betutu dipercaya banyak mengandung enzim dan hormon tertentu sehingga dapat menambah keperkasaan sebagai laki-laki. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa ikan betutu hanya sebagai arena adu gengsi untuk meloby relasi.Marble goby atau lebih dikenali ikan betutu, haruan merupakan spesies ikan air tawar namun dapat juga hidup di kawasan air payau. Kebiasaan gemar tinggal di kawasan air berarus tenang dan banyak tempat untuk bersembunyi, seperti batu-batuan dan tumbuhan air. Bersifat omnivora, memakan daging dengan memakan anak² ikan kecil, udang, siput dan ketam kecil bahkan buah-buah tertentu seperti buah sawit.

Bersifat pendiam dengan aktif pada waktu malam hari (nocturnal). Betutu dapat mencapai pembesaran sehingga 50 cm atau 2kg dalam masa 2 tahun.

Betutu dapat dibiakkan dengan bermacam-macam tipe kolam,

Kolam tanah
Aquarium fiber glass
Aquarium kaca
Kolam semen

Kolam tanah lebih dianjurkan karena menyerupai habitat aslinya. Sedangkan aquarium walaupun cocok untuk yang tidak memiliki lahan luas, namun kurang disarankan. Karena sifat agresif betutu saat menyergap mangsanya, dapat menyebabkan cedera pada mulutnya akibat dari bentuk aquarium yang persegi dan mempunyai sudut. Jika sampai mulutnya cedera, maka bisa menghambat pertumbuhan akibat susah untuk makan.Aturan pembuatan kolam betutu :

Kepadatan ikan 16 ekor / kaki persegi ( 1 meter = 3 kaki ).
Pencahayaan samar-samar dengan penggunaan tumbuhan akuatik dan plastik hitam sebagai pelindung cahaya matahari langsung.
Penyediaan tempat bersembunyi, bisa dari genting atau pipa PVC.
Kedalaman air yang sesuai untuk penetapan suhu air dan diperkirakan betutu bisa mengejar anak ikan. Tinggi air cukup 40 cm-50 cm.
Kandungan oksigen terlarut DO > 5 mg/ l.
Pembesaran betutu dengan pakan alami seperti udang sungai atau ikan guppy (cetol) butuh waktu 8 – 12 bulan dari ukuran 10 cm ke 400 gram. Tetapi kalau di kasih pakan pelet dari ukuran 10 cm ke 400 gram butuh waktu 5-6 bulan. Sedang dari ukuran 1 ons lebih cepet kurang lebih 3 bulanan. Pelet yang digunakan mesti amis, minimal protein 36%. Makin amis makin bagus.

Dengan pemberian pakan pelet akan mudah menghitung FCR dan HPP nya, dan jatuhnya harga pelet juga lebih murah di banding harga pakan seperti udang dan ikan guppy (cetol), di samping itu kwalitas air juga lebih awet. Semakin cepat besar, semakin cepat pula panennya. Tinggal bagaimana caranya kita membiasakan betutu makan pelet dari pabrik.
Sei Raya,- Barusan dicetuskan konsep Kabupaten Sejuta Karamba di KKR, pengusaha langsung memberi stimulan. Tantangan membudidayakan ikan Betutu eskpor ditawarkan investor perikanan Kalbar. Bahkan, berani untuk mengambil langsung seandainya terdapat masyarakat (petani ikan, red) yang membudidayakannya.

”Silahkan membudidayakan Karamba Jaring Apung (KJA,red) di pinggir sungai Kabupaten Kubu Raya, saya berani mengambil berapapun adanya,” kata Amin Andika, pengusaha perikanan Kalbar menantang masyarakat Kabupaten pemekaran ini.,

Menurut dia, pangsa pasar ikan Betutu sangat mengiurkan di luar negeri. Malaysia dan China merupakan negeri tujuan eskpor terbesar perikanan sungai ini. ”Bahkan berapa ton tersediapun, mereka siap mengambilnya,” katanya.

Berdasarkan harga pasaran ikan ekspor, Betutu memiliki nilai jual tersendiri. Untuk satu kilo gramnya, tidak kurang dirupiahkan berkisar antara 170.000-180.000 rupiah. Dengan satu Karamba Jaring Apung (KJA), yang berukuran standar panennya dapat mencapai 100 kg.

Bayangkan saja, seandainya sungai sepanjang Kabupaten Kubu Raya punya sekitar 1.000 atau 100.000 maupun 1.000.000 Karamba Jaring Apung yang didengungkan. Sementara, hasil panen ikannya mencapai 100 ribu ton yang dilakukan secara masal. Untuk keuntungan yang diperoleh oleh petani ikan nilai rupiahnya bisa mencapai 18 triliun rupiah ”Dan beruntungnya, pangsa pasar luar negeri siap menerima berapapun hasil panen ikan kita,” katanya menawarkan.

Supaya ide sejuta karamba dapat berhasil, ia menawarkan pola kerjasamanya secara menyeluruh. Pemerintah daerah menyediakan dengan memfasilitasi karamba termasuk bibit. Sedangkan, masyarakat pesisir memelihara hingga masa panen terjadi. ”Dan saya selaku pengusaha perikanan siap bekerjasama memasarkan ke China dan Malaysia yang menjadi penampung terbesar,” ujarnya.

Konsep Sejuta Karamba yang direleasenya diakui kalau diterapkan di KKR mampu menghasilkan sumber pendapatan yang luar biasa. Bayangkan saja, kalau total ekspor ikan Betutu KJA milik petani ikan dapat mencapai 18 triliun pertahun, berapa besar PAD yang dapat disumbangkan. Disisi lain, bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.(den)Kegiatan perikanan khususnya usaha budidaya pembesaran dan pengembangan ikan betutu atau yang lebih dikenal oleh orang Banjar dengan nama Iwak Bakut di wilayah perairan kabupaten Banjar sangat potensial dan cukup menjanjikan untuk dikelola sebagai mata pencaharian sebagai penopang kebutuhan rumah tangga.

Hal ini telah dibuktikan oleh Syarwani seorang pelopor usaha pada bidang budidaya ikan betutu melalui kelompompok usaha Suka Maju yang ada di desa Sungai Pinang Lama kecamatan Sungai Tabuk.

Bupati Banjar HG. Khairul Saleh saat melakukan penen ikan betutu pada Selasa (7/11) di tambak ikan betutu Suka Maju desa Sungai Pinag Lama kecamatan Sungai Tabuk mengatakan, ikan betutu sebagai salah satu ikan yang memiliki kandungan protein hewani yang sangat tinggi menjadi salah satu tren makanan di restoran-restoran yang bergengsi serta berkelas, tidak hanya restoran yang ada di Kalimantan termasuk juga restorang-restoran yang ada diluar pulau Kalimantan.

Menurutnya, kawasan sepanjang aliran sungai Martapura termasuk wilayah kecamatan Sungai Tabuk sangat potensial sebagai wilayah untuk pengembangan dan budidaya ikan betutu, hal ini dapat dilihat dengan keberadaan kelompok usaha tani perikanan Suka Maju yang dipimpin oleh Syarwani dibawah binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan dan Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Banjar.

Untuk menujang usaha pertanian termasuk usaha pengembangan dan budidaya ikan betutu, pemerintah kabupaten Banjar telah meluncurkan program peningkatan ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sistem pengelolaanya langsung di serahkan kepada desa dengan koordinasi pihak kecamatan serta pengawasan pemerintah kabupaten selaku pembuat kebijakan.

Khusus untuk sektor usaha pertanian dan perikanan, Melalui BUMDes Pemerintah daerah akan membantu sebesar Rp. 10 juta bagi setiap desa sebagai bantuan permodalan. Bentuk bantuan tersebut nantinya bervariasi ada yang dibantu atau hibah 100 persen, ada pula yang dibantu 50 persen dengan kredit 50 persen dan ada pula yang dikenakan kredit 100 persen dengan bunga ringan.

Menurut HG. Khairul Saleh, dengan keberadaan BUMDes tersebut nantinya diharapkan dapat meringankan masyarakat dalam menyediakan modal dalam menjalankan usaha, termasuk bagi semua kelomok-kelompok usaha tani yang berbasis kemasyarakatan.

Sementara itu ketua kelompok usaha Suka Maju yang bergerak pada usaha pengembangan dan budi daya ikan betutu Syarwani melaporkan, salah satu tujuan pendirian kelompok tani Suka Maju yang bergerak pada bidang usaha sektor perikanan khususnya pembesaran dan budidaya ikan betutu adalah untuk mencarikan peluang usaha baru bagi masyarakat kabupaten Banjar khususnya masyarakat desa Sungai Pinag Lama kecamatan Sungai Tabuk.

Selain itu Syarwani juga mengungkapkan, kegiatan usaha pembesaran dan budidaya ikan betutu juga dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha bagi masyarakat setempat, sekaligus salah satu langkah untuk mengoptimalkan lahan sebagai usaha dalam budidaya perikanan.Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mulai megembangkan ikan betutu secara besar-besaran, menyusul potensi pasar ikan tersebut semakin baik dengan harga menggiurkan, yakni mencapai Rp 190.000 per kilogram.

“Permintaan ikan betutu bukan hanya datang dari pasar lokal, melainkan juga pasar luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, dan beberapa negara lainnya,” kata Max Korengkeng, pembudidaya ikan betutu di Manado, Senin (20/10).

Harga ikan betutu yang saat ini mencapai Rp 190.000 per kg (dengan ukuran 400 gram per ekor) menjadi daya tarik tersendiri sehingga petambak termotivasi untuk mengembangkan produksi ikan betutu dalam jumlah besar.

“Pengembangan secara luas ikan betutu di Sulut, yakni dengan mencoba membudidayakan lewat kolam air ikan tawar di Minahasa Utara, tepatnya di desa Suwaan,” kata Max.

Sebanyak 3.000 kg benih betutu akan ditebar di kolam ikan milik petani di Desa Suwaan, Minahasa Utara, dan nantinya diharapkan dapat diperoleh hasil hingga 15 ton selama kurang lebih enam bulan ke depan.

“Penebaran benih dalam jumlah besar tersebut dilakukan menyusul keberhasilan uji coba yang dilakukan sebelumnya, betutu di kolam air tawar cukup baik kualitasnya,” kata Max.

Ikan betutu sebelumnya dikenal sebagai salah satu ikan khas danau Tondano yang dalam dua tahun terakhir ini menjelma menjadi komoditas unggulan setelah terbuka lebarnya permintaan ikan tersebut di berbagai negara.

“Banyak negara meminta, tak heran bila harga ikan betutu dalam negeri terus mengalami peningkatan hingga saat ini Rp 190.000 per kg untuk ukuran 400 gram per ekor dan Rp 120.000 untuk ukuran 300 gram per ekor,” kata Max.Ikan betutu merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi bukan hanya dikonsumsi lokal melainkan juga merupakan komoditas ekspor. Harga ikan betutu ditingkat eksportir berkisar Rp.120.000-Rp.190.000 perkilogramnya, untuk ukuran 300 – 400 g/ekor. Bisnis ikan betutu hingga saat ini sebagian besar masih tergantung dari penangkapan di alam.

Secara teknis ikan betutu memang masih sulit untuk dibudidayakan. Namun melalui serangkaian uji coba yang dilakukan oleh para ahli, ikan betutu sudah dapat dipijahkan baik secara alami maupun dengan menggunakan rangsangan hormone. Kendala utama dalam budidaya ikan betutu ialah lamanya pertumbuhan ikan tersebut. Untuk mencapai ukuran siap dibesarkan ( 50 – 100 g per ekor) membutuhkan waktu sekitar 8 – 13 bulan, sedangkan untuk mencapai ukuran konsumsi (1 – 2 ekor per kg ) membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun. Salah satu faktor yang menentukan dalam keberhasilan budidaya perikanan adalah kualitas benih dan pakan yang baik. Pakan tersebut harus memenuhi syarat kualitas dan kuantitas yang baik. Karena dengan pemberian pakan yang berkualitas baik maka akan didapatkan pertumbuhan yang baik pula. Kualitas dari pakan yang baik adalah kandungan gizi yang tinggi, seperti protein yang dibutuhkan oleh benih ikan.
Salah satu pakan alami yang disenangi benih betutu adalah cacing tubifex. Cacing tubifex merupakan jenis pakan alami yang baik bagi pertumbuhan benih ikan. Cacing ini mempunyai kandungan protein yang tinggi yaitu, sekitar 58,20%. Cacing tubifex berukuran panjang 1–2 cm, sehingga dapat diberikan kepada benih betutu yang berukuran 3–5 cm, karena sesuai dengan bukaan mulut benih betutu yang berukuran 2 mm.Betutu (Oxyeleotris marmorata) adalah nama sejenis ikan air tawar. Meskipun agak jarang yang berukuran besar, ikan yang menyebar di Asia Tenggara hingga Kepulauan Nusantara ini digemari pemancing karena betotan (tarikan)nya yang kuat dan tiba-tiba.

Nama-nama lainnya di pelbagai daerah di Indonesia adalah bakut, bakutut, belosoh (nama umum), boso, boboso, bodobodo, ikan bodoh, gabus bodoh, ketutuk, ikan malas, ikan hantu dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris disebut marble goby atau marble sleeper, merujuk pada pola-pola warna di tubuhnya yang serupa batu pualam kemerahan.
Pengenalan

Ikan bertubuh kecil sampai sedang dengan kepala yang besar. Panjang tubuh (SL, standard length) maksimum hingga sekitar 65 cm, namun kebanyakan hanya antara 20–40 cm atau kurang. Berwarna merah bata pudar, kecoklatan atau kehitaman, dengan pola-pola gelap simetris di tubuhnya. Tanpa bercak bulat (ocellus) di pangkal ekornya.

Sirip dorsal (punggung) yang sebelah muka dengan enam jari-jari yang keras (duri); dan yang sebelah belakang dengan satu duri dan sembilan jari-jari yang lunak. Sirip anal dengan satu duri dan 7–8 jari-jari lunak. Sisik-sisik di tengah punggung, dari belakang kepala hingga pangkal sirip dorsal (predorsal scales) 60–65 buah. Sisik-sisik di sisi tubuh, di sepanjang gurat sisi (lateral row scales) 80–90 buah.

Seperti dicerminkan oleh namanya, ikan ini malas bergerak atau berpindah tempat. Ia cenderung diam saja di dasar perairan, sekalipun diusik. Hanya di malam hari betutu agak aktif, memburu udang, ikan-ikan kecil, yuyu, atau siput air. Ikan betutu didapati di sungai-sungai di bagian yang terlindung, rawa, waduk, saluran air atau parit.
Penyebaran

Betutu menyebar di Asia Tenggara: Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia: Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Didapati pula di Jawa. Diintroduksi ke Singapura, Taiwan, Cina, dan mungkin pula Fiji.

Ikan betutu disukai sebagai ikan pancing maupun ikan konsumsi. Dagingnya enak dan lembut.
budidaya ikan bandeng
Wed, 21 Sep 2011 06:35:00 -0700
I. Pendahuluan.
Ikan bandeng merupakan adalah satu jenis ikan penghasil protein hewani yang tinggi. Usaha intensifikasi budidaya perlu dilakukan karena rendahnya produktivitas bandeng dengan budidaya tradisional. Peningkatan sistem budidaya juga harus diikuti dengan penggunaan teknologi baru.
PT. NATURAL NUSANTARA memberikan teknologi yang diperlukan dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan).

II. Sifat Biologis.
Bandeng termasuk golongan ikan herbivora , yaitu bangsa ikan yang mengkonsumsi tumbuhan. Mampu mencapai berat rata-rata 0,6 kg pada usia 5 - 6 bulan dengan pemeliharaan yang intensif.

III. Penyediaan Benih.
Usaha penyediaan benih (nener) secara kontinyu dengan mutu yang baik dilakukan dengan sistem pembenihan yang intensif pada kolam-kolam khusus, yaitu kolam pematangan induk, pemijahan, peneneran dan kolam pembsaran. Dalam pembenihan bandeng langkah yang dilakukan adalah :
1. Pemilihan induk yang unggul . Induk yang unggul akan menurunkan sifat-sifatnya kepada keturunannya, Ciri-cirinya :
- bentuk normal, perbandingan panjang dan berat ideal.
- ukuran kepala relatif kecil, diantara satu peranakan pertumbuhannya paling cepat.
- susunan sisik teratur, licin, mengkilat, tidak ada luka.
- gerakan lincah dan normal.
- umur antara 4 5 tahun.

2. Merangsang pemijahan. Kematangan gonad dapat dipercepat dengan penggunaan hormone LHRH (Letuizing Hormon Releasing Hormon) melalui suntikan.`

3. Memijahkan. Pemijahan adalah pencampuran induk jantan dan berina yang telah matang sel sperma dan sel telurnya agar terjadi pengeluaran (ejakulasi) kedua sel tersebut. Setelah berada di air, sel sperma akan membuahi sel telur karena sistem pembuahan ikan terjadi diluar tubuh. Pemijahan dilakukan pada kolam khusus pemijahan

4. Penetasan. Telur yang mengapung di kolam pemijahan menetas setelah 24 - 26 jam dari awal pemijahan. Telur yang telah menetas akan menjadi larva yang masih mempunyai cadangan makanan dari kuning telur induk, sehingga belum perlu diberi pakan hingga umur 2 hari.

5. Merawat benih. Setelah berumur 9 hari larva dipindahkan ke kolam pemeliharaan nener . Di kolam ini larva diberi pakan alami berupa plankton. Penumbuhan plankton dilakukan dengan pemupukan dan pengapuran. Pemupukan yang tepat adalah dengan pupuk TON (TAMBAK ORGANIK NUSANTARA) yang mengandung berbagai unsur mineral penting untuk pertumbuhan plankton, diantaranya N,P,K,Mg, Ca, Mg, S, Cl dan lain-lain, juga dilengkapi dengan asam humat dan vulvat yang mempu memperbaiki tekstur dan meningkatkan kesuburan tanah dasar kolam dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 pada tiap pemasukan air. Waktu peneneran 8 minggu. Pakan yang diberikan berupa tepung dengan kadar protein 30%. Untuk menambah nutrisi pakan pencampuiran pakan dengan NASA dengan dosis 2 - 5 /kg pakan sangat diperlukan, karena NASA mengandung unsur-unsur mineral penting yaitu N,P,K,Mg,Fe,Ca,S dan lain-lain, vitamin, protein dan lemak untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan nener.

IV. Pembesaran.
Setelah dipelihara di kolam peneneran selama 8 minggu, bandeng dipindahkan ke kolam pembesaran. Teknis pembesaran bandeng meliputi beberapa hal, yaitu :
1. Persiapan lahan.
Tahap ini dilakukan sebelum pemasukan air. kegiatan yang dilakukan selama persiapan lahan adalah :
- Pencangkulan dan pembalikan tanah. Bertujuan untuk membebaskan senyawa dan gas beracun sisa budidaya hasil dekomposisi bahan organik baik dari pakan maupun dari kotoran. Selain itu dengan menjadi gemburnya tanah, aerasi akan berjalan dengan baik sehingga kesuburan lahan akan meningkat.
- Pengapuran. Selama budidaya, ikan memerlukan kondisi keasaman yang stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran karena penimbunan dan pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran juga menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati karena sulit dapat hidup pada pH tersebut. Pengapuran dengan kapur tohor, dolomit atau zeolit dengan dosis 1 TON /ha atau 10 kg/100 m2.
- Pemupukan. Fungsi utama pemupukan adalah memberikan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan pakan alami, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang tidak kedap air (porous). Penggunaan TON untuk pemupukan tanah dasar kolam sangat tepat, karena TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, dan asam-asam organik utama memberikan bahan-bahan yang diperlukan untuk peningkatan kesuburan lahan dan pertumbuhan plankton. Dosis pemupukan TON adalah 5 botol/ha atau 25 gr/100 m2.
- Pengelolaan air. setelah dilakukan pemupukan dengan TON, air dimasukkan hingga setinggi 10 - 20 cm kemudian dibiarkan beberapa hari, untuk menumbuhkan bibit-bibit plankton. Air dimasukkan hingga setinggi 80 cm atau menyesuaikan dengan kedalaman kolam.

2. Pemindahan nener. Setelah plankton tumbuh (warna air hijau) dan kecerahan sedalam 30 - 40 cm, nener di kolam peneneran dipindahkan ke kolam pembesaran dengan hati-hati dengan adaptasi terhadap lingkungan yang baru.

3. Pemberian Pakan. Sesuai dengan sifat bandeng yang termasuk hewan herbivore, maka ikan ini suka memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di kolam. Tumbuhan yang disukai bandeng adalah lumut, ganggang dan klekap. Untuk mempercepat pertumbuhan, perlu pakan buatan pabrik, dengan standar nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh optimal dengan kadar protein .minimal 25 - 28 %.

Sebagai hewan herbivora, unsur tumbuhan dalam pakan memang sangat penting,. Oleh karena itu, sebaiknya bahan baku unsur protein harus didominasi dari sumber tumbuhan atau nabati dari tepung kedelai atau bungkil kacang tanah. Sebagai acuan pemberian pakan adalah : Jumlah pakan 5 - 7% dari berat badan. Waktu pemberian 3 - 5 kali sehari.

Penambahan NASA pada pakan buatan merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh bandeng. NASA mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin akan menambah kandungan nutrisi pakan. Dosis pencampuran NASA dengan pakan buatan adalah 2 - 5 cc/kg pakan dengan cara :
1. Timbang pakan sesuai dengan kebutuhan bandeng.
2. Basahi pakan dengan sedikit air agar pencampuran dengan NASA dapat merata.
3. Campurkan NASA sesuai jumlah pakan yang diberikan dengan dosis 2 - 5 cc/kg pakan.
4. Pakan siap untuk diberikan.
Pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam, agar seluruh bandeng dapat pakan.

V. Pengendalian hama dan Penyakit.
Penyakit penting yang sering menyerang bandeng adalah :
1. Pembusukan sirip, disebabkan oleh bakteri. Gejalanya sirip membusuk dari bagian tepi.
2. Vibriosis. Disebabkan oleh bakteri Vibriosis sp , gejalanya nafsu makan turun, pembusukan sirip, dan bagian perut bengkak oleh cairan.
3. Penyakit oleh Protozoa. Gejalanya nafsu makan hilang, mata buta, sisik terkelupas, insang rusak, banyak berlendir.
4. Penyakit oleh cacing renik. Sering disebabkan oleh cacing Diploctanum yang menyerang bagian insang sehingga menjadi pucat dan berlendir.
Penyakit dari bakteri, parasit dan jamur disebabkan lingkungan yang buruk, dan penurunan daya tahan tubuh ikan. Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh tingginya timbunan bahan organik dan pencemaran lingkungan dari aliran sungai.. Bahan organik dan kotoran akan membusuk dan manghasilkan gas-gas yang berbahaya. Ketahanan tubuh ikan ditentukan konsumsi nutrisinya. Maka cara pengendalian penyakit harus menitikberatkan pada kedua faktor tersebut. Untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan dapat dilakukan perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100 m2 yang mengandung unsur mineral dan asam-asam organik penting yang mampu menetralkan berbagai gas berbahaya hasil pembusukan kotoran dalam kolam dan unsur mineral akan menyuburkan plankton sebagai pakan alami. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam jumlah yang ideal, perlu diberikan pakan dengan standar protein yang sesuai serta dengan penambahan/pencampuran NASA pada pakan buatan. NASA dengan kandungan mineral-mineral penting, vitamin, asam organic, protein dan lemak akan menambah dan melengkapi nutrisi pakan, sehingga ketahanan tubuh untuk hidup dan berkembang selalu tercukupi. Ini merupakan hamparan tambak ikan bandeng. Berusaha di bidang budidaya ikan bandeng seperti ini cukup menjanjikan keuntungan. Budidaya dilakukan secara alami dan tidak perlu diberi pakan olahan.

Salah satu lokasi budidaya ikan bandeng terdapat di Kecamatan Sawah Luhur, Kabupaten Serang, Banten. Sejumlah nelayan disini menekuni usaha tambak ikan bandeng ini, salah seorang diantaranya Haji Syamsuri, yang telah menekuni usaha ini lebih dari dua puluh tahun.

Untuk mencapai lokasi tambak bandeng ini dari Kota Serang, Banten dapat mengambil arah ke daerah Ciceri. Perjalan kemudian dilanjutkan ke arah sawah luhur, dengan melintasi hamparan sawah dan ladang yang luas.

Di tambak seluas tiga hektar ini ikan bandeng dipelihara secara alami tanpa diberi pakan olahan. Cukup disediakan rumpon sebagai tempat berkumpul dan berkembangnya plankton.

Cara ini membuat perawatannya lebih mudah dan biayanya lebih murah. Namun ikan yang dihasilkan kualitas unggulan. Ikan yang dihasilkan lebih segar dan ukurannya lebih besar.

Bandeng disini hidup di air payau, dengan kadar garam lebih dari tiga puluh persen. Bibit ikan dipelihara disini selama empat bulan, setelah itu dipanen.

Dari satu hektar tambak dapat diperoleh satu setengah ton ikan bandeng. Harganya berkisar 10 ribu hingga 15 ribu rupiah per kilogram. Keuntungan yang diperoleh dari setiap hektar tambak sekitar sepuluh juta rupiah.

Bandeng sawah luhur terkenal kelezatannya. Bila diolah menjadi makanan, rasa dagingnya lebih gurih dan lebih nikmat. Pengolahan dapat dilakukan secara sederhana, seperti dibakar.
budidaya ikan bawal
Wed, 21 Sep 2011 06:33:00 -0700
BUDIDAYA IKAN BAWAL
Budidaya bawal air tawar (Colosoma macropomum) mulai berkembang sejak 15 tahun yang lalu. Ikan inpun tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan bawal air tawar hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).

PEMATANGAN GONAD IKAN BAWAL
Pematangan gonad bawal air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran 3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.

SELEKSI INDUK BAWAL AIR
Seleksi induk bawal air tawar dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, bila dipijit keluar cairan putih susu. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih dari satu, sebagai cadangan bila setelah diseleksi kurang matang.

PEMBEROKAN INDUK BAWAL
Pemberokan induk bawal air tawar dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.

PENYUNTIKAN DENGAN OVAPRIM
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. (suplayer ovaprim dll). Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.

Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg induk jantan.

PENYUNTIKAN DENGAN HYPOPISA
Penyuntikan bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12 jam.

Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.

PENGAMBILAN SPERMA IKAN BAWAL
Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.

PENGELUARAN TELUR IKAN BAWAL
Pengeluaran telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap; bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.

PENETASAN DI AKUARIUM - IKAN BAWAL
Penetasan telur bawal air tawar dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.

PENDEDERAN IKAN BAWAL I DI KOLAM
Pendederan I bawal air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.


PENDEDERAN IKAN BAWAL I DI BAK TEMBOK
Pendederan I bawal air tawar bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m; keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.

PENDEDERAN IKAN BAWAL II
Pendederan kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri 2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur sebulan.

PENDEDERAN IKAN BAWAL III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet; panen benih dilakukan sebulan kemudian.

PEMBESARAN IKAN BAWAL
Pembesaran bawal air tawar dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.

PEMBESARAN IKAN BAWAL DI KERAMBA JARING APUNG LAPIS PERTAMA
Pembesaan bawal air tawar bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
PENDAHULUAN

Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan cocok untuk dibudidayakan di Kabupaten Magelang. Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain : Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami.

PERSIAPAN KOLAM

Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 – 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).

PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENIH.

Pemilihan benih. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

KUALITAS PAKAN DAN CARA PEMBERIAN

Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

PEMUNGUTAN HASIL

Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.
budidaya ikan arwana silver
Mon, 19 Sep 2011 19:50:00 -0700
Budi daya Arwana Silver ternyata cukup menjanjikan. Seekor induk ikan Arwana Silver, bisa menghasilkan sekitar 100 ekor anak dengan nilai jual Rp 30.000 per ekor, untuk usia sekitar dua minggu pascainkubasi.

Jika hasil panen 15 induk saja, larva atau anak ikan yang dimuntahkan dari mulut induk bisa mencapai 1.500 ekor. Maka hasil yang bisa diraup mencapai Rp 45 juta. Wah.

Uniknya, pemasaran ikan cukup unik, yakni calon pembeli harus membeli dalam jumlah ratusan ekor, bukan satuan. Tapi, jangan dikira usaha budi daya ikan yang mahal itu bisa dilakukan dengan sederhana, sebab banyak persyaratan yang harus dipenuhi.“Budi daya Arwana Silver memang relatif lebih mudah, tapi harus paham betul karakter dan perawatannya. Misalnya, suhu air harus dijaga pada kisaran 25-30 derajat celcius, kondisi air tetap baik, makanan memadai dan sesuai dengan kebutuhan ikan, serta penanganan ikan saat sakit,” kata Pelaksana Budi Daya Arwana Silver Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Tjakrawidjaja, seusai panen raya, belum lama ini.

Karena kerumitannya itulah, selama tiga tahun, sejak tahun 2007 lalu, LIPI melalui Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Daerah (Iptekda) di Cibinong Science Center (CSC), berusaha membudidayakan ikan Arwana Silver. Ternyata, hasilnya cukup menggembirakan.Apalagi ikan bercorak dan berwarna menarik itu, tidak saja dipasarkan di dalam negeri, juga untuk komoditas ekspor. “Permintaan Arwana ini cukup tinggi dari berbagai negara. Jaringan perdagangannya di luar negeri juga sudah terbentuk,” katanya.

Sulit Diprediksi

Agus menguraikan pengalaman LIPI selama membudidayakan Arwana Silver, yang berasal dari Brasil itu. Sejak tahun 1970, ikan itu sudah terdomestikasi di Indonesia, sehingga mudah dibudidayakan.Salah satu yang unik, usia hidup Arwana itu, sulit diprediksi. Namun, rata-rata kekuatan induk mencapai 15 tahun. Sedangkan, masa produktifnya dimulai saat ikan berumur 3-4 tahun.

“Jika panjang ikan lebih dari 60 sentimeter, anaknya kurang dari 100. Jika panjang 60 sentimeter lebih, anaknya lebih dari 100. Ikan ini biasa dipanen saat musim penghujan, setiap empat minggu sekali,” papar peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI itu.

Induk ikan diberikan pakan katak, keong mas, dan usus ayam. Namun, ketika leher induk terlihat hitam, tandanya siap mengeluarkan anak, maka induk dipuasakan atau tidak membuka mulutnya selama dua bulan.Ketepatan membaca kondisi induk amat penting untuk menekan mortalitas (angka kematian) anak. Bisa saja, anaknya tertelan. Jadi, pada usia anakan sekitar empat minggu baru bisa dipanen.Iptekda LIPI CSC memiliki lima kolam penangkaran, yang menampung 530 ekor Arwana Silver. Ditargetkan, tahun 2010 ini, dari usaha yang dipayungi koperasi LIPI itu, produksi larva anak ikan sebanyak 17.000 ekor, dengan keuntungan bersih mencapai Rp 400 juta.Ke depan, juga disiapkan budidaya berbagai jenis Arwana, dengan harga yang jauh lebih mahal. Di penakaran CSC, kini terdapat bakal induk arwana jantan dan betina Kalimantan jenis Banjar, Green, dan Irian.

Agus menjabarkan, harga anakan Arwana Irian mencapai Rp 50.000/ekor, Kalimantan Stren Green Rp 250.000, Stren Banjar Rp 500.000, Stren Golden-Red Rp 1.500.000, dan Stren Super-Red Rp 4,5 juta-5 juta/ekor. Arwana Kalimantan Golden-Red dan Super-Red, diakui Agus, belum dimiliki CSC.

Lokasi budi daya itu pun cukup menarik. Selain dapat melihat budi daya ikan Arwana berbagai jenis, juga bisa disaksikan budi daya ikan Nilem (Osteochilushasseltii) untuk terapi kesehatan secara gratis. “Ikan untuk terapi harus yang tidak bergigi agar tidak infeksi jika digunakan terapi,” imbuhnya. [R-15]


Syarat Hidup
• pH: 6.0 - 6.9
• GH: 4 - 10
• Temperatur: 24 - 30 °C
• Panjang Maksimum: 120 cm
• Pakan: pakan hidup
• Reproduksi: egg layer - mouthbrooder
• Cahaya: terang tanpa sinar matahari
• Temperamen: tidak direkomendasikan untuk pemula
• Zone Renang: atas
• Set up Akuarium: akuarium dengan bebatuan, tanaman dan kayu-kayuan.
Arwana silver dalam perkembanganbiakannya melalui tahapan berkasih-kasihan yang sederhana. Telurnya termasuk berukuran besar yaitu sekitar 1.5 cm. Induk jantan akan mengerami telur tersebut dalam mulutnya selama 50 - 60 hari. Burayak baru akan meninggalkan induk setelah katung telurnya habis diserap, pada saat tersebut biasanya burayak memiliki ukuran 8 - 10 cm. .
budidaya ikan air tawar di lahan sempit
Mon, 19 Sep 2011 19:42:00 -0700
Pada kesempatan ini saya akan mencoba mengutarakan apa yang menjadi pengalaman saya dalam usaha budidaya ikan air tawar yang kita lakukan untuk mendapatkan hasil tambahan guna menunjang kebutuhan hidup keluarga yang rasanya makin lama semakin sulit lebih lebih dengan adanya kenaikan harga BBM membuat kebutuhan hidup kita semakin banyak bisa jadi gaji kita tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi hidup ini tidak cukup dengan mengeluh saja, kita harus bisa menghadapi hidup ini dengan suatu perbuatan yang nyata kita harus tabah, ulet dan yang penting harus Tawakal dan ber do’a dan yang jelas kita harus berusaha, berusaha dan berusaha, jangan sampai kita menyerah karena keadaan.

Untuk itu kami mencoba mengutarakan apa yang pernah kami alami dalam usaha ternak kususnya ikan air tawar yang pernah saya lakukan sejak saya masih duduk di SLTP kira-kira tahun 1972 dan sampai sekarangpun masih menggeluti budidaya ikan air tawar, dalam kurun waktu yang sekian lama tentunya banyak suka dan duka, suka kalau mendapat keuntungan dan duka bila mengalami kerugian. Tapi itu suatu hal yang wajar.

Pada mulanya saya mencoba membuat kolam untuk pemeliharaan lele local karena waktu itu lele dumbo belum begitu banyak di Indonesia dan ternyata bisa menjadikan hiburan atau bisa menjadikan kepuasan tersendiri, senang terutama waktu memberi makan kita bisa melihat ikan yang sehat-sehat pada berebut makanan itulah yang merupakan hiburan tersendiri dan kalau dinilai merupakan keuntungan tersendiri disamping kita mendapat keuntungan dari hasil penjualan ikan.

Selanjutnya setelah saya bebearapa kali panen lele local saya melakukan coba-coba memijahkan lele dengan kolam yang sangat sederhana dengan beberapa kolam yang mana tiap kolam saya isi satu pasang induk, dan ternyata dari beberapa pasang induk ada yang mau memijah , ini merukan kebanggaan tersendiri kemudian setelah satu bulan sudah bisa dijual dan ternyata dari pembibitan ini hasil yang diperoleh lebih banyak dari pada kalau kita melaksanakan pembesaran. Maka saya beralih ke pembenihan lele sampai beberapa tahun saya menjual bibit lele.

Kemudian saya mancoba memelihara lele dumbo yang kabarnya pertumbuhanya cepat besar, maka saya membeli bitit lele dumbo waktu itu 1000 ekor dan saya penelihara pada kolam 4 x 7 meter, ternyata memang benar, pertumbuhanya sangat cepat bila dibandingkan dengan lele lokan, maka saya putuskan untuk memijahkan lele dumbo, dan waktu itu saya beli induk dari dinas perikanan Cangkringan 2 pasang dan sekaligus menanyakan cara untuk penyuntikan dengan donor ikan tombro, e ternya setelah disontik malam harinya sudah mijah, ini juga merupakan kebanggaan lagi, tetapi setelah beberapa kali pemijahan ternyata tidak disontik donor pun mau juga memijah sehingga mengurangi biaya produksi.
budidaya ikan air tawar 1
Mon, 19 Sep 2011 19:37:00 -0700

Sebagai putra asli Palembang, Ishak Sulaiman sukses mengembangkan usaha dengan memanfaatkan Sungai Musi. Ia menjadi pionir budidaya ikan air tawar di keramba yang diletakkan di pinggiran sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Saat ini, setiap bulan, Ishak bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 115 juta.

Bagi masyarakat Indonesia, nama sungai Musi yang membelah kota Palembang sudah tidak asing lagi. Bahkan, Sungai Musi menjadi ikon ibukota Provinsi Sumatera Selatan tersebut.

Dari tepian Sungai Musi inilah Ishak Sulaiman berasal. Pria berusia 52 tahun ini merupakan wirausahawan yang cukup terkenal di sekitar Sungai Musi.

Ia menggarap usaha budidaya ikan air tawar di pinggiran Sungai Musi. Dengan usaha itu, Ishak bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 115 juta per bulan.

Selama ini, potensi yang ada di pinggiran Sungai Musi hanya dimanfaatkan untuk mendukung sektor pariwisata. Pasalnya, selain sebagai kota yang memiliki sungai terpanjang di Pulau Sumatra, Palembang juga menyimpan kisah sejarah dengan adanya Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak.

Selain itu Sungai Musi juga banyak menjadi latar belakang restoran, seperti Restoran Terapung Riverside dan Restoran Terapung Waroeng Legenda. Padahal usaha berbasis alam seperti budidaya ikan air tawar sangat menjanjikan.

Meski hanya tamat Sekolah Dasar (SD), Ishak memiliki keinginan besar untuk menjadi orang sukses. Tak hanya sukses dengan usahanya saja, ia ingin sukses menggali potensi daerah sekitar. "Saya percaya, kalau kita bisa membangun usaha dari lingkungan sekitar manfaatnya akan lebih terasa bagi masyarakat," ujarnya.

Dengan modal seadanya, Ishak pun mencoba usaha budidaya ikan air tawar pada tahun 1992. Ia memelihara ikan bawal, baung, patin dan lele jumbo.

Berawal dari metode pembibitan dengan wadah kolam, pada tahun 1996, Ishak mengganti dengan metode penggunaan keramba. Selain punya kapasitas lebih besar, dengan keramba ikan lebih terbiasa hidup di habitat aslinya.

Di awal peralihan itu, Ishak hanya memiliki dua keramba yang diisi 1.500 ikan per keramba. Namun, berkat kegigihannya, kini ia sudah memiliki 12 keramba dengan kapasitas 40.000 ekor ikan tiap satu keramba.

Ishak pun bisa memanen keramba empat hingga lima kali setahun. Dalam sekali panen, ia bisa menjual hingga tiga ton ikan.

Harga jual ikannya cukup beragam. Ikan baung dijual dengan harga Rp 25.000 hingga Rp 35.000 per kilogram (kg). Ikan bawal seharga Rp 8.000 hingga Rp 11.000 dan harga ikan patin dengan Rp 9.000 hingga Rp 14.000 per kg.

Ishak menjual ikannya ke pedagang di pasar-pasar Palembang. Selain itu, beberapa restoran juga mengambil ikan darinya. Permintaan pun akan melonjak hingga mencapai 40% dari biasa, menjelang Lebaran.

Hingga saat ini, boleh dibilang, Ishak merupakan pionir budidaya ikan air tawar di daerahnya, pinggiran Sungai Musi. Potensi Sungai Musi sebenarnya sangat besar, namun kendala teknis mau pun psikologis membuat hampir tidak ada yang mau mencoba membuat usaha budidaya.

Kendala teknis yang sering ditemui, mulai dari perubahan cuaca ekstrem yang terjadi di pinggiran sungai Musi hingga kesulitan untuk memperoleh modal.

Apalagi, sejak tiga tahun belakangan ini, kondisi iklim di Indonesia secara umum, dan Palembang secara khusus, sulit diprediksi. Ini makin menyiutkan nyali pembudidaya yang ingin menyusul langkah Ishak.

Sedangkan kendala psikologis adalah kekhawatiran akan kegagalan dalam memulai usaha. "Padahal mulai saja belum, tapi kebanyakan mereka sudah takut," ujar Ishak.

Tentu saja Ishak tak tinggal diam. Ia berusaha membantu orang-orang yang ingin meniru usahanya. Ishak membagikan pengalamannya dengan membolehkan mereka membantu mengurus keramba miliknya. Saat ini, sudah ada sekitar 10 orang yang ikut mengurus usahanya. "Semoga mereka bisa mengikuti langkah saya," ujarnya penuh harap.

Ia mengingatkan agar pengusaha baru kelak bisa bekerjasama dengan lingkungan sekitarnya. Tak dipungksiri, Ishak berkali-kali hampir menjadi korban pencurian ikan yang dilakukan oleh warga sekitar. Meski begitu, peristiwa itu tak mengurangi niatnya menolong warga sekitar.
Seperti pengusaha lainnya, Ishak Sulaiman pun menemui banyak rintangan dalam meraih impiannya. Ia yang merintis usaha dari nol harus bekerja ekstrakeras untuk meraih kesuksesan. Dengan sabar, Ishak membesarkan usahanya. Ia pun harus pergi ke pasar di saat semua orang masih terlelap, demi pakan ikan murah.

Merintis usaha dari nol memang bukan hal gampang. Pengusaha harus siap menghadapi banyak rintangan, baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Ishak Sulaiman merasakan benar berbagai rintangan selama 20 tahun menggeluti usaha budidaya ikan air tawar.

Bapak empat anak ini bercerita, saat awal memulai usahanya, ia harus bangun setiap pukul 03.00 untuk pergi ke pasar induk Jaka Baring, Palembang. Di sana, ia harus mengumpulkan sisa-sisa kulit ikan untuk dimanfaatkan menjadi pakan.

Ia pun rela membantu para pedagang ikan di pasar itu, demi mendapatkan sisa kulit ikan secara cuma-cuma. "Saya harus mau disuruh-suruh orang yang lebih muda, karena saya memang membutuhkan kulit ikan itu," kenangnya.

Ishak harus memilih pakan berupa kulit ikan demi memangkas biaya operasional usahanya yang masih berumur jagung. Dengan harga pakan pelet yang lumayan tinggi, mau tak mau, ia harus bisa menekan biaya agar bisa mendapatkan keuntungan.

Setelah berhasil merayu sekitar sepuluh pedagang ikan agar bisa mengambil kulit ikan secara gratis, ia menghadapi persoalan baru yakni membawa kulit-kulit ikan itu ke rumahnya. Maklum, saban hari, ia harus membawa limbah ikan ini seberat 50 kg.

Pertama-tama dia membawanya dengan menumpang angkot. Bau yang menyengat jelas mengganggu penumpang lain. Lantas, ia pun mencoba duduk di depan, yakni di sebelah sopir. Namun, lagi-lagi, bau menyengat tetap mengganggu dan mengudang protes oleh penumpang lain. "Mau tak mau, saya harus tahan diri dengan tak mendengar omongan mereka," katanya.

Akhirnya, Ishak pun mengunakan sepeda untuk membawa pakan ikan itu. Tiap hari, ia menempuh jarak hampir 20 km dengan sepeda pinjaman dari tetangga. Setelah tiga bulan berlalu, Ishak pun bisa membeli sepeda motor sebagai alat transportasi harian.

Pelan-pelan, usahanya berkembang. Permintaan pun makin banyak. Ishak pun harus bekerja hingga pukul 23.00. "Saya hanya mengandalkan anak sulung saya untuk membantu," katanya. Namun, Ishak sama sekali tak mengeluh karena keinginan kuatnya untuk bisa meraih sukses dan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Secara teknis, ia bercerita, ia mengalami kesulitan dalam membudidayakan ikan air tawar, khususnya ikan baung. Jika ikan bawal hanya membutuhkan waktu empat hingga lima bulan agar siap jual dan ikan patin butuh tujuh bulan untuk dijual, maka ikan baung membutuhkan waktu hingga sembilan bulan pemeliharaan sebelum dijual.

Selain waktu yang lebih lama, sifat kanibal juga mempersulit pembudidayaan baung. Kendala lain adalah menyiapkan keramba atau kolam yang terkadang tak sesuai dengan kondisi riil di sungai Musi.

Kini, Ishak mulai menikmati buah dari hasil kerja kerasnya. Seluruh anaknya mengenyam bangku kuliah. Ia juga sudah memiliki dua rumah yang lumayan besar.

Meski sudah sukses, Ishak tetap pada komitmennya ikut memajukan masyarakat sekitar dan memperluas usahanya. Ia ingin mencari lokasi baru untuk budidaya kerambanya.

Tapi, sebelum itu, ia ingin memperbaiki sistem manajemen usahanya. "Selama ini saya hanya menghitung kasar saja pemasukan, padahal memang dibutuhkan pembukuan yang terperinci," ujarnya.

Manajemen yang baik akan mendukung usahanya dengan menambah lokasi baru. Bertambahnya keramba miliknya akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar Sungai Musi.

Ishak mengaku prihatin terhadap kondisi lahan seluas 3 juta hektare di daerah aliran sungai (DAS) Musi yang dianggap kritis akibat maraknya penebangan liar.

Kondisi ini dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor. Ini bisa menghambat keinginan para calon pembudidaya untuk ikut terjun dalam bisnis budidaya ikan air tawar di sekitar sungai Musi. "Masyarakat sekitar siap bekerja sama dengan pemerintah daerah agar masalah ini bisa segera terselesaikan," ujarnya.
budidaya ikan arwana di jogja
Mon, 19 Sep 2011 19:31:00 -0700

Budidaya ikan arwana di DIY ternyata memiliki prospek cerah. Bahkan untuk pemenuhan ekspor ke Cina sebesar 15 ribu ekor per bulan, kini baru terpenuhi separuhnya saja.

Ketua Kelompok Peternak Ikan, Mina Karya, Santoso mengungkapkan, kelompoknya sudah 6 tahun mengelola ikan Arwana dan hasilnya selalu memuaskan. "Kami sudah mengekspor ke Singapura dan China. Ke depan, prospek masih sangat luas, karena di DIY baru kami yang membudidayakan ikan asli Kalimantan ini," ungkapnya saat menemui kunjungan Gubernur DIY dan jajaran di kolamnya Dusun Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sabtu (18/6).

Menurut Santoso, budidaya ikan Arwana juga tidak terlampau sulit. Hanya memperhatikan air serta suhunya. "Kendalanya itu hanya jamur. Makanya, jangan sampai airnya bersuhu dibawah 25 derajat. Sedangkan pakannya hanya dengan katak atau ikan bawal kecil," imbuhnya.

Sedangkan musim panen bagi ikan Arwana biasa terjadi di Bulan Desember hingga Juni tiap tahunnya. Dalam sebulan masa panen, bisa dilakukan 4 hingga 7 kali panen. "Untuk tiap ekor indukan, bisa menghasilkan 90 hingga 140 bibit. Bibit inilah yang kita panen. Kemudian, setelah berusia 2 hingga 4 minggu, kita ekspor. Harga per ekornya mencapai Rp 26 ribu," papar Santoso.

Jenis arwana yang dikelola Kelompok Mina Karya ialah Ikan Arwana Silver untuk konsumsi. Ada 12 kolam yang dibangun diatas lahan seluas kurang lebih 2 hektar. Ke depan, pihaknya ingin mengelola jenis Super Red.

Menanggapi hal ini, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan akan turut membantu penyediaan bibit jenis Super Red. "Ada 4 bibit Super Red yang dikelola oleh Dinas Perikanan. Nah, semuanya akan kami sumbangkan untuk dikelola Mina Karya. Prospeknya memang sangat bagus," tandas Sultan.

Pusat Ikan Hias Berbah Sleman Yogyakarta
Menikmati keindahan ikan hias di kolam yang berada di pekarangan rumah, gedung atau akuarium merupakan hal biasa bagi sebagian hobist. Tetapi menikmati keindahan ikan hias di pusat pembenihan merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak menyenangkan, kita bisa menikmati keindahan ikan dari mulai burayak hingga indukan yang berukuran jumbo. Melihat satu ekor arwana berukuran jumbo di akuarium sudah cukup membuat saya berdecak kagum, tetapi melihat ratusan arwana dalam satu kolam, benar-benar mengagumkan. Perjalanan saya kali ini adalah mengunjungi sentra ikan hias di kawasan Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Lokasinya sendiri cukup mudah dijangkau, karena letaknya yang tidak terlalu jauh dari bandara Adisucipto Yogyakarta. Di kawasan ini sejumlah breeder ikan hias Koi dan Arwana menjalankan aktivitasnya. Berbagai macam jenis koi dapat kita jumpai disana.

Kolam indukan, kolam pembesaran koi dan arwana terhampar luas dalam suasana alam yang segar dan pemandangan yang indah,menambah kedamaian hati pecinta ikan hias yang berkunjung. Ada banyak breeder yang sudah menggeluti bisnis ini sejak bertahun-tahun yang lalu. Konon awalnya mayoritas adalah peternak ikan untuk konsumsi, akan tetapi melihat peluang bisnis ikan hias terutama koi dan arwana lebih menjanjikan keuntungan, perlahan-lahan mereka beralih ke budi daya ikan tersebut.
Kolam Pembenihan Koi

Kolam pembenihan merupakan tempat memijahkan indukan-indukan koi . Indukan-indukan koi ini biasanya dipilih dari koi yang memiliki kualitas unggul. Setelah indukan koi cukup umur untuk dipijahkan dan telur sudah cukup matang dalam perut koi, maka indukan dipisahkan dalam kolam tersendiri yang dikondisikan sedemikian rupa agar koi betina mau bertelur dan koi jantan mau membuahi telur-telur yang dibuahi. Setelah telur selesai dikeluarkan dan dibuahi, indukan perlu dipindahkan dari kolam pembenihan . Setelah sekitar empat hari telur-telur mulai menetas dan berubah menjadi burayak.


Kolam Pembesaran

Burayak koi yang sudah cukup umur dipindakan pada kolam pembesaran sampai umur beberapa bulan. Kolam pembesaran biasanya berupa kolam tanah (mud Pond). Burayak koi biasanya memakan makanan alami, yang banyak terdapat di kolam tanah. Akan tetapi pemberian makanan tambahan akan lebih bagus untuk pertumbuhan koi. Pada periode tertentu Koi-koi ini perlu diseleksi berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Seleksi ukuran dilakukan untuk koi yang berujuran jumbo (Cepat pertumbuhan) dan koi yang lebih kecil. Koi kecil cenderung kalah dalam persaingan berebut makanan dan koi jumbo cenderung menang bersaing dalam berebut makanan. Fase kedua adalah seleksi kualitas koi,meskipun berasal dari indukan yang sama anakan koi memiliki kualitas yang beragam. Koi kulitas super, kualitas A, kualitas B dan kualitas sayur dipisahkan. Koi kualitas unggul dipertahankan untuk pembesaran atau dijual ke hobist dengan harga tinggi sedang koi afkiran dengan kualitas rendah dijual sebagai ikan lauk.
Kolam Indukan
Indukan Arwana

Indukan koi dan arwana berkualitas ditampung dalam kolam tersendiri, makanan, kualitas air dan lingkungan betul-betul terjaga. agar indukan tersebut benar-benar sehat dan siap menghasilkan anakan ikan koi dan arwana yangbermutu tinggi. Kolam indukan koi berada pada kolam semen dengan sistem filtrasi dan aerasi yang optimal, selain ikan sehat juga dapat dinikmati keindahannya. Tidak jarang indukan ini sering diikutsertakan dalam berbagai macam kontes koi. Kolam indukan arwana berada pada kolam tanah (mud pond) yang airnya berasalah dari sungai di dekatnya. Meskipun berasal dari sungai kualitas air benar-benar terjaga. Indukan arwana sekilas nampak seperti monster dan buas, tetapi sepenarnya sangat jinak dan indah. Jenis arwana Super Red yang cukup langka bisa dijumpai di kolam indukan. Indukan terbanyak adalah jenis silver yang jumlahya puluhan bahkan mungkin ratusan yang tersebar dibeberapa kolam.



Selain meninjau panen ikan Arwana di Blendangan, Tegaltirto, Sultan dan rombongan juga meninjau panen udang galah di Kadipolo, Sedangtirto, Berbah. Disini, Sultan berharap petani ikan udang memperhatikan pembibitan. "Selama ini, untuk bibit udang selalu mengambil dari luar daerah. Makanya akan lebih bagus jika kita usahakan lahan yang khusus untuk pembibitan," ungkap Sultan
budidaya ikan air deras
Mon, 19 Sep 2011 19:21:00 -0700
Ikan mas dan Kolam air deras. Kolam air deras (KAD) adalah salah satu tempat untuk pembesaran ikan mas. Ciri khas KAD adalah ukurannya sangat sempit, jauh lebih sempit dari kolam tanah. Kolam tanah yang umum digunakan memiliki luas antara 500 – 1.000 m2. Bahkan ada kolam tanah yang luasnya 2.000 m2. Sedangkan luas KAD hanya di bawah 50 m2, paling luas 33 m2.

Meski sempit, tetapi KAD bisa digunakan untuk memelihara ikan mas dengan kepadatan tinggi. Dengan kepadatannya yang tinggi, sebuah KAD dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 2 ton setiap periode pemeliharaan. Jika dihitung dengan detail, maka sudah dipastikan sebuah KAD memiliki produktivitas yang sangat tinggi, yaitu 60 – 70 kg.

Berbeda dengan produktivitas kolam tanah. Pengalaman penulis, dan juga hasil survei di beberapa pembudidaya, bahwa sebuah kolam tanah yang luasnya 500 m2 hanya bisa menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1 ton. Jadi jikan dihitung dengan detail, maka produkstivitas kolam tanah hanya 2 kg/m2, atau 30 kali lipat lebih rendah dari KAD. Karena produktivitasnya yang tinggi, maka pemeliharaan ikan di KAD disebut sistem pemeliharaan ikan secara intensif.

Ciri khas lainnya adalah debit air di KAD sangat besar, jauh lebih besar dari kolam biasa, atau kolam tanah. Debit air di kolam tanah sangat kecil, paling besar 10 liter/detik. Sedangkan pada KAD, debit airnya minimal 20 liter/detik. Bahkan di akhir pemeliharaan, debit airnya bisa mencapai 50 liter/detik.

Aliran air, atau pemberian debit air pada kolam memiliki tujuan utama untuk mensuplay oksigen, agar kandungan oksigen dalam kolam tetap tinggi. Dengan oksigen yang tinggi, maka ikan-ikan dapat bernapas dengan bebas, sehingga ikan-ikan dapat hidup dengan baik, dan napsu makannya tinggi.

Debit air di kolam tanah sangat kecil. Aliran itu tak mampu menyebar, atau bersirkulasi dengan baik. Sudah pasti, aliran itu juga tak mampu menciptakan kandungan oksigen yang sangat tinggi secara kontinyu. Hanya pada waktu-waktu tertentu saja, terutama pada tengah hari, yaitu setelah terjadi photosintesa.

Sedangkan waktu lainnya, kandungan oksigen di kolam tanah sangat rendah, terutama pagi hari, karena oksigen habis digunakan sepanjang malam. Maka tak heran jika banyak ikan yang kekurangan oksigen. Dalam keadaan ini, jangan untuk makan, untuk mempertahankan hidup saja sulit.

Debit air di KAD sangat tinggi. Aliran ini sangat mudah untuk bersirkulasi ke seluruh bagian kolam. Sudah jelas, aliran ini mampu menciptakan kandungan oksigen sangat tinggi secara kontinyu. Tak mengenal waktu, baik siang, sore, maupun pagi hari. Jarang terlihat ikan-ikan yang kekurangan oksigen.

Debit air yang tinggi pada KAD, selain untuk suplay oksigen, juga untuk membuang habis semua kotoran dalam kolam itu sendiri. Kotoran pada sebuah kolam bisa berupa lumpur, sisa pakan, kotoran ikan, dan kotoran lainnya. Semua kotoran itu dapat menurunkan kualitas air kolam. Pada kualitas air yang rendah, maka proses pernapasan ikan terganggu dan napsu makan ikan menjadi rendah.

Karena debitnya yang besar, maka seluruh bagian KAD harus kuat dan kokoh, agar tidak mudah terkikis aliran air. Bahan baku dalam pembuatan KAD adalah semen, pasir, dan batu. Campuran ke tiga bahan ini disebut beton. Selain batu, ada juga pembudidaya yang menggunakan bahan batako. Namun bahan ini kurang begitu kuat, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama harus diperbaiki.

Bentuk-bentuk KAD

Secara umum, KAD ada dua bentuk, yaitu segitiga, dan persegi panjang. Segitiga merupakan bentuk awal dari KAD, karena bentuk inilah yang pertama kali dikembangkan. Meski bisa berfungsi sebagaimana mestinya, namun bentuk ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sulit dalam penataan bila dibuat KAD dalam jumlah banyak.

Karena kelemahan itulah, maka dikembangkan bentuk baru dengan tetap tidak merubah fungsinya. Bentuk baru itu adalah persegi panjang. Namun tentu saja ada sedikit modifikasi, karena pada bentuk itu, ada bagian tertentu terdapat daerah mati (dead area) dimana kotoran tidak bisa terbuang, yaitu pada sudut-sudut kolam.

Modifikasi itu berupa pembuatan sekat pada keempat sudut kolam. Tujuannya untuk melenyapkan daerah mati, sehingga semua kotoran bisa terbuang. Hasil modifikasi itu melahirkan bentuk baru, yaitu kapsul. Karena bila dilihat bentuknya, mirip kapsul. Bentu ini memiliki kelebihan, yaitu mudah dalam penataan, tetapi tidak menghilangkan fungsinya.

Bagian-bagian KAD

Setiap KAD memiliki 6 bagian pokok, yaitu saluran pemasukan, lubang pemasukan, saringan, pematang, dasar kolam, lubang pembuangan, saringan, dan saluran pembuangan. Untuk lebih jelas, saya akan menerangkan satu demi satu bagian-bagian itu, sehingga bila anda ingin membangun tidak mengalami kesulitan. Karena usaha ini tetap menjanjikan.

Saluran pemasukan

Bagian ini dibuat dekat dengan sungai, atau sumber air, yaitu setelah kolam pengendapan, atau filter. Ukuran panjang, lebar, dan tinggi saluran pemasukan tergantung dari debit air yang akan dialirkan, dan jumlah KAD yang akan dibangun.

Untuk 10 buah KAD yang berukuran panjang 10 m, lebar 3 m, dan tinggi 2 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan panjang 40 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,7 m. Tentu saja bagian ini harus dibuat dari beton, agar kuat dan kokoh, tidak mudah terkikis oleh aliran air.

Lubang pemasukan dan saringan

Bagian ini dibuat berhubungan langsung dengan saluran pemasukan. Ukuran lebar dan tinggi lubang pemasukan tergantung dari lebar KAD. Ini sangat berkaitan erat dengan debit air yang akan dimasukan ke KAD. Untuk KAD yang lebarnya 3 m, cukup dibuat saluran pemasukan dengan lebar 40 – 50 cm, dan tinggi 15 – 20 cm.

Pada bagian ini dibuat sekoneng, atau coakan secara vertikal dengan lebar 2 – 3 cm, dan dalam 1 – 2 cm. Coakan itu berfungsi sebagai tempat memasang saringan. Saringan sebaiknya dibuat dari besi, atau behel ukuran minimal 5 mm. Behel itu dilas secara vertikal pada besi segi empat dengan jarak 0,5 – 1 cm. Saringan berfunsi untuk menahan sampah, ranting dan kotoran lainnya.

Pematang

Pematang adalah bagian penting dari KAD. Pematang dibuat sekeliling kolam dengan posisi tegak lurus, tidak miring seperti kolam tanah. Tinggi pematang pada KAD umumnya antara 1,5 – 1,8 m. Pada lubang pemasukan 1,5 m, sedangkan pada lubang pengeluaran 1,8 m. Lebar pematang sebaiknya minimal 30 cm, semakin lebar semakin kuat.

Bagian ini harus kuat dan kokoh. Karena selain harus dapat menahan aliran air, kikisan air, juga harus bisa menahan volume air yang sangat besar. Karena itu, bagian ini dibuat dari beton, atau campuran pasir, badu, kerikil dan pasir. Semennya lebih banyak. Seluruh permukaan pematang harus halus, agar ikan tidak terluka.

Dasar kolam

Dasar kolam adalah bagian bawah KAD. Bagian ini dibuat melandai dari lubang pemasukan ke lubang pengeluaran. Tujuannya agar air dalam KAD mudah dikeluarkan dengan dasar kering. Selain melandai, bagian ini juga harus cekung. Tujuannya agar semua kotoran terkumpul di tengah, sehingga mudah terbawa arus air dengan mudah.

Dasar kolam juga harus kuat, agar tidak bocor akibat tekanan air yang sangat besar, dan juga kikisan air. Karena itu bagian ini dibuat dari beton seperti halnya pematang. Tetapi betonya harus tebal. Agar tidak melukai ikan, terutama ketika panen, maka seluruh permukaan dasar kolam harus halus. Selain itu pada dasar kolam yang halus, kotoran lebih mudah terbawa arus.

Lubang pembuangan dan saringan

Lubang pembuangan adalah lubang untuk membuang air, pada saat penen, dan juga sehari-hari. Bagian ini dibuat pada dinding belakang dari lebar kolam. Letaknya di bagian bawah dengan lebar 30 – 40 cm, dan tinggi 20 – 30 cm.

Untuk menetapkan ketinggian air kolam, maka pada bagian belakang lubang pengeluaran dibuat sekoneng dengan lebar 3 – 4 cm, dan dalam cm. Bagian itu digunakan sebagai tempat untuk memasang papan sebagai penehan ketinggian air KAD.

Saringan dipasang pada bagian itu dengan lebar dan tinggi sama dengan lebar dan tinggi lubang pembuangan. Saringan yang dibuat sama dengan saringan pada lubang pemasukan. Bagian ini berfungsi untuk menjaga agar ikan tidak keluar, tetapi kotoran, seperti lumpur, sisa pakan, dan kotoran ikan bisa keluar.

Saluran pembuangan

Saluran pembuangan adalah bagian untuk membuang seluruh air dari KAD. Bagian ini dibuat di belakang, dan berhubungan langsung dengan lubang pengeluaran. Letaknya harus lebih rendah dari dasar kolam. Tujuannya agar seluruh air kolam dapat kering.

Saluran pembuangan harus lebih lebar dari saluran pemasukan. Demikian juga dengan tingginya. Karena harus bisa menampung air dari beberapa KAD yang telah dibuat. Selain itu juga harus lebih kuat dan kokoh karena tekanan airnya lebih besar dari saluran pemasukan.
Budidaya Ikan Arwana Super Red
Mon, 19 Sep 2011 06:42:00 -0700
Ikan arwana super red merupakan ikan hias air tawar unggulan. Bentuknya yang indah dengan warna sisik kemerahan, membuat ikan arwana super red banyak disukai orang. Ikan ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena harga per ekornya dapat mencapai puluhan juta rupiah.

Habitat asli ikan arwana super red di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Namun ikan ini telah banyak dibudidayakan. Salah satu lokasi budidayanya terdapat di Kranggan, Bekasi, Jawa Barat.

Untuk mencapai lokasi budidaya ikan arwana super red dari Jakarta dapat melalui jalan Tol Jagorawi. Keluar di pintu Tol Cibubur,lalu mengambil arah ke kawasan Kranggan, Bekasi. Tepatnya di Desa Jati Raden. Perjalanan dari pusat kota Jakarta dengan menggunakan kendaraan bermotor memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Di tempat inilah budidaya ikan arwana super red dilakukan, diatas lahan seluas 4 ribu meter persegi. Disini terdapat 3 kolam budidaya yang dikelola Bapak Sriyadi, yang diisi puluhan induk ikan arwana super red berusia 8 hingga 10 tahun. Budidaya arwana super red disini dilakukan dengan kerja keras, karena dilakukan di luar habitat aslinya di Kalimantan Barat. Pak Sriyadi telah menekuni usaha ini sejak lebih dari 7 tahun lalu.

Kolam budidaya disini memiliki ukuran 10 kali 30 meter. Agar indukan ikan sehat, airnya dijaga sehingga tetap bersih. Karena apabila air kolam pemeliharaannya tidak jernih, ikan arwana super red mudah terserang penyakit.

Indukan ikan arwana super red diberi makan sekali sehari, pada sore hari. Makanannya kodok dan ulat jerman. Kodok dijadikan makanan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Sedangkan ulat jerman diberikan untuk mengurangi kandungan lemak, agar tubuh arwana tidak kegemukan.

Di tempat ini juga terdapat kolam tempat pemijahan ikan arwana super red. Kolam diberi pagar dan atap, agar ikan dapat melangsungkan perkawinan tanpa gangguan. Telur ikan arwana super red dierami oleh induk jantan.

Di alam bebas, lama pengeraman sekitar 60 hari. Namun di kolam budidaya ini lama pengeraman disesuai kebutuhan hingga telur menetas. Biasanya sekitar 2 minggu. Selama mengerami telurnya, induk jantan puasa tidak makan.

Anak ikan yang telah menetas kemudian dipindahkan ke akuarium incubator. Kondisi di akuarium ini disesuaikan dengan alam aslinya. Air dibuat memutar karena anakan ikan belum dapat berenang. Anakan ikan dijual setelah berusia 2 bulan dan telah pandai berenang. Pada usia seperti ini anakan ikan mulai tampak keindahannya. Harganya per ekor sekitar 4 juta rupiah.

Anakan ikan kemudian dibesarkan di kolam permanent. Kolam ini diberi pagar dan dibagian atasnya diberi pelindung. Pagar diperlukan agar ikan tidak melompat keluar dari kolam, karena ikan arwana super red sangat suka melompat.

Setelah dewasa, seperti inilah bentuk ikan arwana super red. Sangat indah dan mempesona. Bentuk tubuhnya yang unik dan warna sisiknya yang merah menyala, membuat ikan ini banyak dikoleksi karena diyakini sebagai pembawa keberuntungan.

Para kolektor ikan arwana super red biasanya datang langsung kesini untuk mencari ikan kesukaannya. Para pembelinya tidak hanya kolektor biasa, tetapi juga para tamu negara sahabat. Diantaranya keluarga Sultan Brunei Darussalam. Sebanyak 6 ekor ikan arwana super red berukuran 30 centimeter dibeli oleh Permaisuri Sultan Brunei Darusalam ketika berkunjung kesini.

Para pengunjung dapat melihat ikan arwana super red dewasa di kolam kaca di belakang rumah. Di kolam ini terdapat beberapa ikan arwana super red yang diletakkan di dalam kolam bersama – sama. Berbagai ikan arwana super red di kolam kaca ini terlihat indah dan menarik, sehingga membuat betah siapa saja yang memandangnya.

Memandang liukan tubuh ikan arwana super red memiliki magis tersendiri. Itulah yang membuat ikan ini berharga mahal, dan tidak tergantikan oleh ikan hias lain
budidaya ikan aligator
Mon, 19 Sep 2011 06:41:00 -0700
Alphonsus W.P.T.N - detikcom

Jakarta - Pakar perikanan dari Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan (FIPIK), Sulistiono, yang telah melakukan penelitian singkat terhadap ikan hasil temuan masyarakat Kampung Cangkurawok, Bogor, Jawa Barat mengatakan bahwa ikan berkepala buaya tersebut bukanlah hasil gabungan ikan dan buaya.

Ikan bernama latin Lepisus Peus ini memiliki habitat di sungai-sungai besar di Amerika Tengah dan Selatan.

"Ikan ini tergolong omnivora, cenderung karnivora. Dia banyak memakan ikan-ikan lain. Oleh karena itu sangat berbahaya bagi anak-anak kecil," ujar Sulistiono saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Kamis (24/2/2005).

Bahkan tak hanya sampai di situ saja, telur ikan ini juga beracun. "Jika terkena mungkin akan gatal-gatal, dan bila dikonsumsi bisa mengakibakan kejang-kejang," jelasnya.

Ikan ini biasanya bertelur sekitar bulan April - Juni. Ikan langka di Indonesia ini bisa mencapai ukuran 1,5 - 1,8 m dan berbobot 70 kg lebih. "Dengan ukuran demikian, bisa membahayakan. Bisa habis ikan-kan di Indonesia," ujarnya.

Oleh karena itu, seharusnya Indonesia memiliki aturan perundang-undangan tentang jenis ikan apa saja yang boleh diimpor. Hal ini terutama karena ikan berkepala buaya ini memiliki kemampuan berenang melawan arus. "Bisa jadi yang mengkoleksinya berada di Jakarta, dan dia tidak tahu kalau ikannya

kan berkepala buaya ini memang cantik untuk dikoleksi. "Saya pernah melihatnya sewaktu saya berada di Tokyo," aku pakar dari IPB tersebut. Warnanya yang coklat kehitaman mengkilat memang menarik, tetapi tetap memiliki potensi yang membahayakan.

IPB sampai sekarang masih memperbolehkan masyarakat merawat ikan tersebut. "Nanti kita akan ambil untuk diteliti," kata Dr. Sulistiano. Tidak ada rencana untuk membentuk tim khusus untuk meneliti ikan ini, karena sebenarnya ikan ini bukanlah ikan spesies baru. "Hanya teman-teman di fakultas saja yang merasa tertarik (untuk melakukan penelitian)."
budidaya ikan arwana
Mon, 19 Sep 2011 06:39:00 -0700


Ikan Arwana Merah, yang harganya bisa mencapai belasan juta rupiah

Arwana termasuk famili ikan “karuhun”, yaitu Osteoglasidae atau famili ikan “bony-tongue” (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan “stream line”, dengan gerakan renang sangat anggun. Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan.

Potensi pertumbuhan arwana cukup besar, terutama dengan pemberian pakan berkadar protein tinggi. Pertumbuhan arwana di akuarium mencapai 60 cm, sedangkan di alam mencapai lebih dari 90 cm. Jenis arwana asal Amerika Selatan dapat tumbuh hingga 270 cm.

Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup dengan baik.

Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad. Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan eksploitasi di alam dibatasi. CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan tertinggi. Berbagai jenis Arwana Asia antara lain:

1. Merah
Arwana merah berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat, seperti dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari Super Red (Chili dan Blood Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut. Akan tetapi kondisi mineral, lingkungan air gambut (black water), dan banyaknya cadangan pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik terhadap evolusi warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga menyebabkan terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan yang lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif, dan warna dasaryang lebih pekat.

Warna merah penuh tampak pada sirip ikan muda, pada bibir dan juga sungut. Menjelang dewasa, warna merah akan muncul di berbagai bagian tubuh lainnya, terutama pada tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat berwarna merah.

Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red), Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas (Golden Red). Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super Red atau Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangannya super red lebih merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Sedangkan dua varietas terakhir lebih sering di anggap sebagai super red dengan grade lebih rendah.

Perbedaan antara varitas merah cabai dan merah darah dijabarkan pada tabel berikut :

Arwana Merah Cabai

Arwana Merah Darah
Tampilan Warna Seperti merah cabai Seperti merah darah
Bentuk fisik Bentuk tubuh lebih lebar, kepala berbentuk sendok lebih panjang dan lebih ramping
Lebar tubuh relatif tetap hingga menjelang pangkal ekor, bingkai sisik yang lebih tebal menyempit secara gradual
Warna mala Mata merah dan lebar sehingga pinggiran matanya seakan menyentuh bagian atas kepala dan bagian rahang bawahnya mata lebih putih dan lebih kecil
Bentuk ekor Seperti intan (diamond) Seperti kipas
Warna pada usia muda cenderung memiliki warna dasar hijau dengan kilap metalik yang pekat memiliki kilap lebih lemah dan cenderung mirip dengan RTG muda; Bentuk tubuh lebih bulat
Pertumbuhan Lebih lambat Lebih cepat

Ciri morfologi fisik kedua jenis tersebut sudah nampak saat masih muda sehingga dapat dijadikan pedoman dalam membedakan kedua varitas tersebut.

Perkembangan warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga berbeda. Perbedaan waktu dalam pencapaian warna merah penuh adalah 1-2 tahun. Namun kedua varitas melalui tahapan perkembangan warna yang relatif sama yaitu melalui transisi warna orange. Beberapa arwana merah mempunyai warna pucat hingga sampai 8 tahun, baru kemudian berubah ke merah penuh dalam waktu 1 bulan. Menduga potensi arwana merah memerlukan kesabaran dan usaha yang diperoleh dari pengalaman dan kesabaran.

Varietas Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu varietas yang umum dijumpai. Pada saat dewasa sisik tubuhnya menunjukkan warna orange. Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas ini tidak semerah keduanya.
Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna lain yang umum dijumpai disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini merupakan varietas dengan grade paling rendah. Setelah dewasa warna badannya hanyalah emas kekuningan. Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna merah muda atau merah jambu.

2. Golden (Cross Back, Cross Back Golden,CBG)
Golden varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden. Varietas ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu, Danau Bukit Merah dan Johor. Oleh karena itu, mereka sering diberikan julukan sesuai dengan tempat asalnya, seperti Golden Pahang, Bukit Merah Blue atau Malaysian Gold. Disebut sebagai cross back, karena varietas ini saat dewasa memiliki warna emas penuh hingga melewati punggungnya. Varietas ini harganya relatif lebih mahal bahkan paling tinggi dibandingkan lainnya karena termasuk jarang ditemui.

CBG dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan warna dasar sisik, yaitu Purple-Based (warna dasar ungu), Blue-Based (warna dasar biru), Gold Based (warna dasar emas), dan Silver-Based (warna dasar perak). Arwana Gold dengan warna dasar emas diketahui dapat mencapai warna penuh pada usia lebih muda dibandingkan dengan varietas lain.

3. Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).
Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di daerah Pekan Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas pada verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari bawah, perut), atau lebih baik bisa mencapai baris ke lima. Seperti halnya verietas cross back, warna dasar sisik RTG bisa biru, hijau, atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas ini memiliki keragaan yang sangat mirip. RTG muda memiliki warna lebih kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.

RTG boleh dikatakan lebih tahan banting dibandingkan dengan CBG dapat tumbuh lebih besar, dan juga lebih agresif. Jumlahnya di alam relatif lebih banyak dibandingkan dengan CBG, meskipun demikian tetap merupakan varietas yang dilindungi CITES.

CBG sekilas mirip dengan ikan arowana golden red yang berasal dari negara kita. Perbedaan yang sangat mencolok dapat dilihat jika ukuran ikan sudah agak besar dengan ukuran 20 cm lebih. Pada CBG warna emas menutupi seluruh tubuh sampai ke bagian punggung ikan ditutupi oleh ring yang berwarna keemasan. Sedangkan pada golden red (RTG) punggung nya tidak. berwarna keemasan tapi tetap hitam (kelabu).

Membedakan CBG dan RTG pada ukuran kecil (10-12 cm) sulit dilakukan dan perlu kehati-hatian. Perbedaan harga juga sangat mencolok. Harga CBG ukuran 12 cm dihargai lebih dari 10 juta, ukuran 20-25 cm berkisar 15-25 juta. Golden red berukuran 12 cm dihargai 2 juta, sedangkan ukuran 20-25 cm dihargai 2.5-3.5 juta.

4. Arwana Hijau
Arwana hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di beberapa tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna bisa saja ditemukan di masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa pada umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan pola garis-garis berwarna gelap pada ekor. Kepala dan mulutnya lebih besar dan lebih membulat dibandingkan dengan jenis arwana asia lainnya.

5. Banjar Merah
Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau kuning, dan tidak memiliki warna merah di badan maupun di pipi. Sepintas Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga tidak jarang hal ini dapat mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan juga oleh bentuk kepala yang cenderung membulat dengan mulut yang tidak terlalu lancip. Perbedaan lain dapat dilihat pada tabel berikut :

Banjar Merah

Arwana Merah Muda
Warna sirip warna sirip yang lebih muda atau cenderung orange-merah pucat. merah pekat merata pada seluruh permukaan
Warna sisik Kuning atau kehijauan Mengkilap
Bingkai sirip dan tutup insang Pink tua atau seperti karat, setelah dewasa menjadi jingga atau merah Tidak ada tampilan seperti pada Banjar

Apabila ragu dalam memilih arwana, bawalah seorang yang telah berpengalaman memelihara arwana atau belilah arwana yang telah disertifikasi dan memiliki sertifikat yang sah.

6. RED SPOTTED PEARL VS JARDINI
Arowana irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau dan bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas serta lebih sulit ditemui.

Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Cross back dan golden red; red spotted pearl dan jardini adalah kerabat, dengan perbedaan lingkungan yang mempengaruhi performa.

Perbedaan yang sangat mencolok adalah pada red spotted pearl, mutiara merah bertaburan secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini di mutiara di badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari australia. Harga jardini (mutiara merah,warna dasar hijau) 12-15 cm dijual dengan kisaran harga 60-80 ribu rupiah, sedangkan arowana red spotted pearl karena langka di Indonesia dihargai 1.3-1.5 juta rupiah.

Arwana tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Tetapi sensitif terhadap perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar amonia, nitrit dan nitrat.

Parameter Air.
pH. Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).

Kesadahan. Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.

Temperatur. Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.

Pencahayaan. Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.

Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan lingkungannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara arwana :

Wadah
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk kolam perlu mempetimbangkan :
#
Tanah
Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
#
Topografi
Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran maksimal 1%.
#
Air
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang dibutuhkan.

Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2. Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :
#
Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak
#
Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang
#
Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2
#
Perngisian air setinggi 100 cm

Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total volume air.

2. Akuarium
Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium.

Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang.

Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora, perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik. Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna alami dari ikan.

Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25 cm dan dapat dipasarkan.

Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.

Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun akibat banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang menggunakan sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada kaca. Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya fluktuasi kualitas air saat melakukan penggantian air.

Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter mekanik yang digunakan.

Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi tertentu.

Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat hongkong) dan kodok.

Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar insektisida.

Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi “kejar-mengejar” berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana yang mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.

Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan agar arwana mau memakannya.

Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen

1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.

Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.

Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga mencapai matang gonad.

Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume dengan air deklorinisasi.

Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total tubuh.

Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.

Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.

Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan berukur 3-4 tahun.

Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.

Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).

Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.

2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.

Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.

Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.

Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.

Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas.

Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.

Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip robek dan patah.

Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting arwana tidak dapat berontak.

1. Persiapan Pre-anestesi :
#
Puasakan arwana selama 1-2 hari.
#
Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin lama waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (
#
Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
#
Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan kelainan pada tutup insang.

Alat dan bahan :

* Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.
* Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
* Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
* Bahan : Aquadine” cair

Prosedur Pelaksanaan :
#
Tangkap arwana dalam akuarium dengan tenang kantong plastik.
#
Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
#
Bila sudah terlihat tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.
#
Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius beberapa menit.
#
Jaga arwana selalu tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.
#
Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat bergerak. (Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan kehilangan keseimbangan dan tidak banyak bergerak. Karena bagian tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka arwana mulai terbalik. Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan insang yg menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
#
Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu lama di luar air bisa kembung.

Paska Pembiusan :

* Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.
* Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di sekelilingnya.
Efek samping :
* Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
* Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang tua dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang nungging.
* Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah kucuran air.

Sumber: Buku Budidaya Ikan Arwana, Direktorat Jenderal P. Budidaya

http://rawabelong.com
Budidaya Ikan Nila Bangkok
Mon, 19 Sep 2011 06:37:00 -0700
Presenter : Fella Sumendap
Reporter : Yadi Supyandi
Juru Kamera : Medi Kuswedi
Penyunting gambar : Yogya Harmoko
Lokasi : Subang, Jawa Barat
Tayang : Kamis, 6 Maret 2008 Pukul 12.30 WIB

Ini merupakan kolam ikan nila merah super jumbo. Bentuknya lebih besar dibanding ikan nila biasa. Bila dimasak, rasa dagingnya juga lebih gurih. Para petani ikan air tawar menyebut ikan ini sebagai ikan nila Bangkok. Sesuai sebutannya, induk ikan ini memang berasal dari Bangkok, Thailand.

Budidaya ikan nila Bangkok dilakukan di kolam air deras, seperti di kawasan Cijambe, Subang, Jawa Barat. Daerah ini memang sangat cocok untuk budidaya ikan air tawar. Air sungainya bersih dan debitnya cukup, meskipun di musim kemarau.

Kawasan Cijambe, Subang, Jawa Barat dari Jakarta dapat ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Melalui jalan tol Jakarta � Cipularang, keluar di pintu tol Sadang, Purwakarta. Perjalanan dilanjutkan melewati Jalan Kali Jati dan Kota Subang.

Disinilah tempat budidaya ikan nila Bangkok. Di kolam-kolam ini, Emma, pemiliknya, menekuni usaha budidaya ikan nila merah sejak enam tahun lalu.

Kolam pemeliharaan ikan disini cukup luas. Untuk bertemu pemiliknya, saya harus berjalan melintasi kolam. Pemeliharaan ikan nila Bangkok disini dilakukan di kolam air deras. Air dari sungai dialirkan ke dalam kolam, lalu kembali dialirkan ke sungai.

Metode semacam ini memiliki keunggulan tersendiri, pertumbuhan ikan lebih cepat dan dagingnya tidak berbau lumpur. Selain itu, ikan yang terus bergerak membuat dagingnya lebih padat berisi.

Budidaya ikan nila Bangkok tidak rumit. Anakan ikan seberat 10 hingga 50 gram, dibesarkan hingga mencapai berat setengah kilogram per ekor. Ukuran ikan siap dipasarkan.

Yang perlu diperhatikan dalam proses pembesaran ini, selain kualitas air kolam harus bersih, pemberian pakan berupa pelet juga harus rutin dilakukan.

Ikan hasil budidaya di kolam ini dijual ke wilayah Jawa Barat, Banten dan Jakarta. Ikan segar dijual dalam keadaan hidup dengan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi oksigen. Harganya 12 ribu rupiah per kilogram.

Ikan nila Bangkok ini juga dijual dalam keadaan beku dan kotorannya telah dibersihkan, dengan dibungkus plastik.
budidaya ikan nila nirwana
Mon, 19 Sep 2011 06:37:00 -0700
IKAN NILA NIRWANA
(Proses Pengelolaan dan Seleksi)

Ikan Nila di Jawa Barat merupakan ikan introduksi yang datang pertama kali dari Taiwan pada. tahun 1969 (Hardjamulia & Djajadireja 1977).

Tahun 1975
didatangkan Nila. Hibrid (hasil silang T. nilotica dan T. mossambica) dari Taiwan. Nila. Merah muncul pada. tahun 1981
yang diintroduksi dari Philipina. Kemudian pada tahun 1988 - 1989 didatangkan Parent Stock Nila Chitralada dari Thailand, namun tidak berkembang.






Ikan Nila GIFT merupakan varietas baru dari jenis Ikan Nila yang yang dikembangkan oleh ICLARAM di Philipina. Ikan Nila GIFT tersebut diintroduksi dari Philipina pada. tahun 1995 - 1997. Pada. tahun 2002 BPBI Wanayasa memperoleh famili Ikan Nila GET (Genetically Enhanched of Tilapia). Ikan Nila GET tersebut diintroduksi dari Philipina oleh Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat melalui BFAR (Bureau of Fisheries and Aquatic Research).

Sejak pertama kali didatangkan, sejak itu pula. budidaya Ikan Nila. dimulai. Kemampuan Ikan Nila dalam beradaptasi dengan lingkungan barunya menjadikan ikan ini mudah menyebar dan menjadi primadona dalam dunia budidaya perairan, khususnya perairan tawar.

Penyebaran Ikan Nila yang sangat cepat didukung dengan kecepat barunya bereproduksi menjadikan perkembangan ikan ini tidak terkontrol. Dampak negatifnya adalah banyak terjadi silang dalam (inbreeding), yang berakibat pada menurunnya kualitas genetik ikan, selanjutnya akan menyebabkan turunnya performa ikan tersebut baik pertumbuhan, daya tahan terhadap, penyakit,maupun kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya.

Untuk mengatasi penurunan kualitas genetik Ikan Nila tersebut, Ariyanto (2004) menyatakan salah situ langkah yang dapat ditempuh adalah melaksanakan program pemuliaan dengan Sasaran akhir mendapatkan induk lkan Nila unggul. Keunggulan tersebut diharapkan dapat diwariskan pada keturunannya, sehingga menghasilkan benih unggul (berkualitas). Salah situ alternatif program pemuliaan dalam menghasilkan induk unggul adalah melalui program penangkapan seleksi (selective breeding).


IKAN NILA NIRWANA (Nila Ras Wanayasa)

Upaya-upaya mendasar yang mengarah kepada penangkaran selektif Ikan Nila telah dimulai oleh Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Wanayasa dengan mengoleksi 18 famili Ikan Nila. GIFT generasi ke-6 dan 24 famili Ikan Nila GET dari Philipina. Selanjutnya pada tahun 2003, BPBI Wanayasa melakukan kerjasama dengan para. pakar perikanan dari Tim Ahli Tilapia Broodstock Center, untuk menyusun dan melaksanakan program pengelolaan dan seleksi Ikan Nila tersebut dengan tujuannya untuk mernpertahankan atau bahkan mernperbaiki kualitasnya.


Sumber genetik kegiatan seleksi adalah GIFT (Genetic Improvement for Farmed Tilapia) dan GET (Genetically Enhanched Tilapia). Saat ini dalam kurun waktu pengerjaan selama 3 (tiga) tahun, BPBI Wanayasa telah mendapatkan induk penjenis (Great Grand Parent Stock/GGPS), yang selanjutnya diberi nama Ikan Nila Nirwana. (Nila. Ras Wanayasa) yang, penyediaan dan diseminasinya diawasi oleh pemerintah.

Kegiatan seleksi dilaksanakan di Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan seleksi famili dimulai pada minggu ke-3 bulan Juli Tahun 2003 dan masih berlangsung sampai dengan saat ini.


PROSEDUR PELAKSANAAN SELEKSI DAN HASIL YANG DICAPAI

Program penangkaran selektif yang dilaksanakan adalah seleksi famili" (Gambar 1), mengacu pada SPO pemuliaan Ikan Nila yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Nasional (PPIIN) tahun 2004 yang dimodifikasi sesuai dengan kondisi lapangan.
Tahapan kegiatan untuk setiap generasi dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut :

1. Menyiapkan sejumlah famili dari koleksi yang ada;

2. Mengkondisikan Induk Ikan Nila yang akan diseleksi agar dapat memijah secara bersamaan;

3. Memijahkan sebanyak 5 (lima) pasang Induk untuk masing-masin famili hasil persilangan yang baru;

4. Mengamati secara periodik untuk menandai pasangan-pasangan yang memijah

5. Benih ikan dari pasangan masing-masing famili yang memijah pada hari yang sama digabung dan diambil secara acak sebanyak 500 ekor untuk dipelihara lebih lanjut;

6. Pendederan benih ikan dilakukan pada hapa berukuran 5 x 2 x 1,5 M3 di kolam sampai dapat dibedakan antara jantan dan betina secara Morfologis (umur 4 bulan);

7. Kelompok Ikan Nila jantan dan kelompok Ikan Nila Betina ditimbang dan diukur (panjang baku, tinggi badan dan panjang kepala) satu per satu.;

8. Kemudian. dipilih 10 ekor betina terbesar dan 10 ekor jantan terbesar dan selajutnya ditagging serta dilakukan pencatatan

9. Setiap famili hasil seleksi dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina sampai siap dipijahkan untuk membentuk generasi berikutnya.

Hingga saat ini dalam kurun waktu pengerjaan selama 3 (tiga) tahun, telah didapatkan tiga generasi Induk (F1, F2 dan F3). Dengan rincian jumlah famili, sebagai berikut:
• F1 menghasilkan 33 famili;
• F2 menghasilkan 34 famili;
• F3 menghasilkan 44 famili;


RENCANA MENGEMBANGKAN DAN PRODUKSI
A. Rencana Pengembangan.
Melanjutkan kembali kegiatan seleksi hingga. dapat menghasilkan lnduk Nila Nirwana generasi selanjutnya.

B. Rencana Produksi.
Memperbanyak dan mendistribusikan. turunan Induk Nila Nirwana kepada petani/UPR.

5. HASIL YANG TELAH DIPEROLEH
Ikan Penjenis (GGPS) dari Ikan Nila Nirwana (Nila Ras Wanayasa) akan dicapai pada generasi ke-3 atau sekitar 3 tahun sejak awal tahun 2004. Selama proses berlangsung, ikan-ikan tersebut dipelihara secara terkontrol, cukup pakan dan kepadatan yang rendah agar karakteristik genetiknya dapat tereksploitasi.

Secara periodik ikan-ikan yang sedang dalam proses seleksi ini dipantau morfologi dan morfometriknya. Genetic Gain setiap generasi. diukur dengan perbandingan laju dan populasi kontrolnya (Gambar 2).

Selanjutnya akan hadir Ikan Nila Nirwana atau Nila Ras Wanayasa-1, Wanayasa-2 dstnya yang merupakan perbaikan secara genetik dari generasi yang sebelumnya.

Program penangkapan selektif Ikan Nila Wanayasa ini dilakukan sepenuhnya oleh staf-staf terampil BPBI dengan bimbinaan dari Tim Ahli "Tilapia Broodstock Center".
budidaya ikan nila di kolam terpal
Mon, 19 Sep 2011 06:35:00 -0700
Pendahuluan

Nila (Oreochromis Niloticus) adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan. Ikan jenis ini dapat dibudidayakan di berbagai habitat (di air tawar, payau, dan laut) karena nila toleran terhadap salinitas yang luas (euryhaline). Kini, nilajuga dapat dibudidayakan di kolam terpal yang merupakan salah satu inovasi pengembangan kolam tadah hujan, serta pemanfaatan lahan kritis dan sempit.





Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun kolam terpal:

1. Sumber air untuk mengisi kolam terpal

Sumber air berupa air sumur, air PAM, air hujan yang ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.

2. Ketinggian lokasi

Ketinggian lokasi perlu diperhatikan karena terkait dengan suhu air. Untuk budi daya ikan nila, ketinggian yang cocok adaiah 0-500 m dpi.

3. Ukuran ikan

Ukuran yang akan dipelihara perlu dipertimbangkan karena terkait dengan kedalaman air di dalam kolam. Misalnya, benih nila cocok dipelihara pada kedalaman air 40-50 cm. Untuk menampung air sedalam 40 cm, cukup dibuat kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 60 cm. Untuk usaha pembesaran yang menggunakan benih ukuran 20-30 g/ekor, dibutuhkan kedalaman air antara 80-100 cm. Untuk menampung air sedalam 100 cm, diperlukan kolam dengan ketinggian atau kedalaman sekitar 120 cm.

4. Dasar tanah dan kerangka yang digunakan

Dasar tanah untuk peletakan kolam terpal harus rata, begitu pula dengan kerangka yang digunakan hendaknya tidak berbahan tajam karena dapat membuat terpal sobek. Bila tanah tidak rata, sebaiknya diberi lapisan dan pelepah batang pisang atau sekam padi. Selain berfungsi meratakan tanah, kedua bahan ini dapat menstabilisasi suhu.

5. Peralatan Pendukung

Dalam pengelolaan kualitas air di kolam terpal, diperlukan beberapa peralatan, baik untuk menjaga ketersediaan air maupun untuk memelihara kualitas air. Beberapa peralatan yg perlu disediakan adalah Aerator atau blower yg hanya diperlukan sewaktu-waktu untuk meningkatkan kandungan oksigen, Pompa, selang atau pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari sumber air ke kolam terpal ataupun untuk membersihkan dasar kolam dengan cara melakukan sifon

Jenis Kolam Terpal

Berdasarkan bahan dan cara membuatnya, terutama dinding atau kerangka kolam maka dikenal adanya beberapa jenis kolam terpal, antara lain:

1. Kolam terpal dengan kerangka bambu, kayu, pipa ledeng, atau besi.

2. Kolam terpal dengan dinding batako atau batu bata.

3. Kolam terpal dengan dinding tanah.

4. Kolam beton atau kolam tanah berlapis terpal.

Kolam 1 dan 2 tersebut termasuk ‘kolam terpal di atas permukaan tanah”; kolam 3 merupakan ‘kolam terpal di bawah permukaan tanah”; dan kolam 4 dapat berupa ‘kolam di bawah permukaan tanah atau di atas permukaan tanah”



Keunggulan Kolam Terpal

Keunggulan dari kolam terpal adalah dapat diterapkan (dibangun) di berbagai tempat, tidak harus di lahan yang ideal sebagaimana pembangunan kolam konvensional. Kolam terpal juga mudah dibersihkan dan dipindahkan. Membudidayakan ikan dikolam terpal, padat penebarannya dapat ditingkatkan, sintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) lebih tinggi, pertumbuhan ikan dapat dipacu, dan ikan hasil panen tidak berbau lumpur. Di samping itu, pembuatan dan pemeliharaan ikan di kolam terpal juga lebih mudah (secara teknis) dan lebih murah (secara finansial). Karena keunggulan itulah maka budi daya ikan di kolam terpal ini terus berkembang, termasuk untuk pemeliharaan ikan nila.

Keunggulan kolam terpal ini merupakan salah satu peluang yang baik bagi pengembangan budi daya nila. Kolam terpal dapat diterapkan untuk pembenihan nila, pendederan, serta pembesaran untuk menghasilkan nila konsumsi dan induk.



Penutup

Dengan adanya teknik budi daya ikan di kolam terpal ini, masyarakat yang mempunyai lahan sempit dan persediaan air terbatas pun dapat memelihara ikan di sekitar rumah.Sebagai ikan ekonomis, budi daya nila di kolam terpal juga merupakan peluang usaha yang prospektif, tidak hanya bagi pemodal besar, tetapi juga bagi masyarakat umum yang memiliki modal kecil dan lahan terbatas. Budi daya nila di kolam terpal dapat menjadi salah satu pilihan usaha untuk meningkan pendapatan, membuka lapangan kerja, dan menyediakan protein ikan, yang pada akhirnya dapat menggerakkan ekonomi di suatu kawasan.

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-ikan-nila-oreochromis-niloticus-di-kolam-terpal-1357
Budidaya Ikan Nila Merah
Mon, 19 Sep 2011 06:34:00 -0700
NILA MERAH

Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan ini masuk ke Indonesia pada tahun 1981 dari Filipina dan tahun 1989 dari Thailand.



Budi daya nila merah telah berkembang di beberapa daerah, bahkan produksinya telah diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat. Dagingnya putih serta tebal. Rasanya enak, seperti ikan kakap merah. Di beberapa negara Eropa, daging nila merah dimanfaatkan sebagai substitusi bagi daging kakap merah.


Dalam budi daya, ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain) ikan nila merah respon terhadap pakan buatan, 2)pertumbuhan cepat, 3) dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi, 4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging Yang dihasilkan lebih rendah, 5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak memadai, 6) rasa dagingnya enak dan banyak digemari masyarakat.


A. Sistematika
Famili : Chiclidae
Spesies : Oreochromis niloticus
Nama dagang : red tilapia
Nama lokal : kakap merapi, mujarah


B. Ciri-ciri dart Aspek Biologi 91

1. Ciri fisik
Tubuh ikan agak bulat dan pipih. Mulut terletak di ujung kepala (terminal). Garis rusuk (linea lateralis) terputus menjadi dua bagian dan terletak memanjang mulai dari atas sirip dada. Jumlsh sisik garis rusuk sebanyak 34 buah. Warna badan kemerahan polos atau bertotol-totol hitam dan sering pula berwarna albino (bule).



2. Pertumbuhan dan perkembangan
Nila merah bersifat beranak pinak dan cepat pertumbuhannya. Selain itu, ikan ini memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan kadar garam sampai 3o promil. Kedewasaan pertama tercapai pada umur 4-6 bulan dengan bobot 100-250 g. Jenis ikan ini dapat memijah 6-7 kali/tahun.


Seekor induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 1.000 - 1.50o butir. Saat pemijahan ikan jantan akan membuat sarang dan menjaganya. Telur yang telah dibuahi dierami oleh induk betina di dalam mulutnya. Penjagaan oleh betina masih terus dilanjutkan sampai seminggu setelah telur-telur tersebut menetas.


Di dalam karamba jaring apung ikan ini dapat mencapai ukuran di atas 250 g dalam waktu 4 bulan dari bobot awal sekitar 20 g. lkan jantan tumbuh lebih cepat dan lebih besar dibanding betinanya.



C. Pemilihan Lokasi Budi Daya

sebagai ikan yang tergolong eurihalin, ikan nila merah dapat dibudidayakan di perairan tawar, payau, dan laut. Namun demikian, pada perairan dengan kadar garam tinggi (>29 ppt) ikan ini masih tumbuh baik, tetapi tidak dapat berkembang biak. Nila merah dapat tumbuh baik pada lingkungan perairan yang bersuhu antara 27-33 0 C; kadar oksigen terlarut >3 mg/l; pH 7-8,3; alkalinitas 90 — 190 mg/l; kesadahan 62-79 mg CaCO 3, kecepatan arus 10 -2o cm/dt, kecerahan >3 m, dan kedalaman air 10-20 M.



D. Wadah Budi Daya
Rakit sebagai tempat karamba dapat dibuat dari bahan kayu, pipa besi antikarat, atau bambu. Pelampung berupa drum plastik bervolume 200 l. Untuk satu unit KJA berukuran 5 m x 5 m,

memerlukan 8-9 Pelampung karamaba dibuat dari jaring yang bahannya dari polietilen. Ukuran mata jaring tergantung dari ukuran ikan yang akan dipelihara. Pada setiap sudut karamba harus diberi pemberat dari batu atau semen cor seberat 2-5 kg. Jangkar diperlukan yang berfungsi untuk menjaga rakit agar tidak terbawa arus. Jangkar bisa terbuat dari besi, kayu, maupun coran semen.


E. Pengelolaan Budi Daya

1. Penyediaan benih
Pembenihan nila merah secara umum ditujukan untuk memproduksi benih campuran jantan betina. Mengingat ikan jantan mempunyai ukuran yang lebih besar dan laju pertumbuhan yang lebih cepat, banyak petani mengarahkan pada budi daya nila merah jantan. Oleh karena itu, para pakar budi daya perikanan telah berupaya menciptakan teknologi pembenihan nila merah jantan dengan penggunaan 6o mg hormon metiltestosteron yang dicampur
ke dalam 1 kg pakan larva. Proses alih kelamin tersebut berlangsung selama 28 hari



Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan dengan sistem terbuka jika membutuhkan waktu kurang dari 4 jam. Sementara itu, apabila lebih dari 4 jam, pengangkutan dapat dilakukan dengan sistem tertutup menggunakan kantong plastik yang ditambahkan oksigen.


2. Penebaran
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari agar kondisi udara tidak terlalu panas. Sebelum penebaran, harus diperhatikan kondisi kualitas air. Jika kualitas air pengangkutan beda dengan kualitas air lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan terutama terhadap salinitas dan suhu. Padat tebar yang optimal untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m3 dengan bobot awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliliaraan 3 bulan untuk sistem budi daya tunggal kelamin (jantan saja).


3. Pemberian pakan
Pada waktu muda ikan ini pemakan plankton, baik plankton nabati maupun hewani. Beranjak dewasa ikan nila merah mulai makan detritus dan sering juga alga benang. Selain bersifat herbivore, ikan ini bersifat omnivore sehingga dapat diberikan pakan buatan (pelet). Ikan ini tanggap, terhadap pakan buatan (pelet), baik pelet tenggelam maupun terapung. Pakan buatan yang diberikan adalah pelet dengan kandungan protein 26-28% sebanyak 3% dari bobot badan per hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam.


F. Pengendalian Hama dan Penyaldt
Untuk mengetahui jenis penyakit dan Cara pencegahannya, diperlukan diagnose gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat diamati dengan tenda-tanda berikut.


a) Penyakit kulit Gejala
- Berwarna merah di bagian tertentu.
- Kulit berubah warna menjadi lebih pucat.
- Tubuh berlendir.


Pengendalian
1) Perendaman ikan dalam larutan PK (kalium permanganat) selama 3o-6o menit dengan dOSiS 2 g/10 l air. Pengobatan dilakukan berulang 3 hari kemudian.

2) Perendaman ikan dengan Negovon (kalium permanganat) selama 3 menit dengan dosis 2-3,5%.


b) Penyakit pada insang
Gejala
- Tutup insang bengkak.
- Lembar insang pucat/keputihan.

Pengendalian
- Cara pengendalian sama dengan penyakit kulit.


c) Penyakit pada organ dalam Gejala
- Perut ikan bengkak.
- Sisik berdiri.
- Ikan tidak gesit.
Pengendalian
- Cara pengendaliannya sama dengan penyakit kulit.


Adapun secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada budi daya ikan nila merah di KJA adalah sebagai berikut.

1. HIndari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
2. Berikan pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
3. Hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.


G. Panen
Ikan nila merah yang dipelihara dengan padat penebaran 50o ekor/m3 dapat dipanen setelah 3 bulan. Produksinya 85 kg/m3 dan sintasan 85%. Pemanenan ikan di KJA mudah dilakukan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung dari kebutuhan.
Panen harus dilakukan hati-hati untuk mencegah terjadinya luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya. Cara panennya adalah dasar karamba diangkat perlahan-lahan. Namun, salah satu sisi karamba harus tetap berada dalam air untak memungkinkan ikan berkumpul. Setelah itu, ikan yang sudah terkumpul disisi karamba diseleksi dan ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan.
budidaya ikan nila
Mon, 19 Sep 2011 06:33:00 -0700
I. PENDAHULUAN

Secara genetik ikan nila GIFT ( Genetic Improvement for Farmed Tilapia ) telah terbukti memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas yang lehih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila lain. Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora, sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien, dalam biaya pakannya rendah. Padahal Komponen biaya pakan dalam usaha budidaya mencapai 70% dari biaya produksi. Sebagai perbandingan nilai efisiensi pakan atau konversi pakan ( Food Conversion Ratio ), ikan nila yang dibudidayakan di tambak atau karamba jaring apung adalah 0,5 - 1,0 ; sedang ikan mas sekitar 2,2 - 2,8.

Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi akan selalu jauh berbeda, nila jantan 40% lebih cepat dari pada nila betina. Disamping itu, yang betina apabila sudah mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya semakin lambat, sedangkan yang jantan tetap tumbuh dengan pesat. Hal ini akan menjadi kendala dalam memproyeksikan produksi. untuk mengantisipasi kendala ini, saat ini sudah dilakukan proses jantanisasi atau membuat populasi ikan menjadi jantan semua ( Sex-reversal ) yaitu dengancara pemberian hormon 17 Alpa methyltestosteron selama perkembangan larva sampai umur 17 hari.

Pembenihan ikan nila dapat dilakukan secara massal di perkolaman secara terkontrol ( pasangan ) dalam bak-bak beton. Pemijahan secara massal ternyata lebih efisien, karena biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil dalam memproduksi larva untuk jumlah yang hampir sama.

Pembesaran ikan nila dapat dilakukan di kolam, karamba jaring apung atau di tambak. Budidaya nila secara monokultur di kolam rata-rata produksinya adalah 25.000 kg/ha/panen, di karamba jaring apung 1.000 kg/unit (50 m2)/panen (200.000 kg/ha/panen), dan di tambak sebanyak 15.000 kg/ha/panen.

Ada segi positif dari budidaya ikan nila di tambak yaitu pertumbuhannya lebih cepatdibandingkan di kolam atau di jaring apung. Ikan nila ukuran 5-8 cm yang dibudidayakan di tambak selam 2,5 bulan dapat mencapai 200 g, sedangkan di kolam untuk mencapai ukuran yang sama diperlukan waktu 4 bulan.

Tekstur daging ikan nila memiliki ciri tidak ada duri kecil dalam dagingnya. Apabila dipelihara di tambak akan lebih kenyal, dan rasanya lebih gurih, serta tidak berbau lumpur. Oleh kerena itu, ikan nila layak untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industri fillet dan bentuk-bentuk olahan lain.

A. Pembenihan

Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing - masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.

Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

B. Jantanisasi Benih.

Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan ( monoseks ) maka dilakukan proses jantanisasi. Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24 buah happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400 m2 dan kedalam air minimal 1,5 m. Kedalam setiap hapa dapat diisi larva ikan sebanyak 20.000-30.000 ekor . Larva diberi pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.

Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam pendederan berukuran 200 m2. Kolam sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk, diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250 g/m2. Setelah pengapuran dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan sampai ketinggian air sekitar 70 cm, digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Setelah kolam pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan. Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu sekali dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan selama pemeliharaan ikan.

Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata 1,25 g ( ukuran panjang 3-5 cm ) bisa dipanen. Untuk panen benih ikan nila sebaiknya digunakan jaring eret pada pengankapan awal. Bila jumlah ikan dalam kolam diperkirakan tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan airnya.

Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila perutnya dalam keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin. Karena itu apabila akan panen dan diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1 hari. Pengangkutan menggunakan kantong plastik, dimana seper empat bagian berisi air dan tiga per empat bagian berisi oksigen murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20 cm3 ( es balok berada dalam media air bersama benih ikan ). Kantong plastik dengan volume 20 L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500 ekor/kantong, dengan lama masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.

C. Pembesaran di Tambak

Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem monokultur, mempunyai sasaran produksi untuk pasar domestik maupun ekspor.

Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama dilakukan adalah tambak diperbaiki pematangnya, saluran air dan pintu-pintu airnya. Lumpur dasar tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan, sehingga semua hama ikan yang suka mengganggu bisa musnah. Pengapuran dilakukan dengan takaran 50 g/m2 dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2. Kemudian tambak diisi air sampai ketinggian 70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan dengan urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Pada awal pengisian air diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt dan selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan sampai 15 ppt.

Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g ( panjang 3-5 cm ) dengan ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna cerah, gerakan yang gesit dan responsif terhadap pakan. Untuk target panen ukuran rata-rata 15 g/ekor (+ 1 bulan ), padat penebaran sebanyak 20 ekor/m2. Sedangkan untuk terget panen ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan pemeliharaan), padat penebaran sebanyak 4 ekor/m2.

Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan tambahan berbentuk pelet sebanyak 3%-5% per hari dari biomassa, dan diberikan dengan frekuensi tiga kali sehari, pakan tersebut harus berkualitas dengan komposisi protein minimal 25% ( Lampiran 2 ).

Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,5 m.

Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 selama masa pemeliharaan.

Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor terutama diperlukan untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar enam bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan jaring seser. Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak sudah tinggal sedikit, baru air tambak dikeringkan. Diusahakan ikan hasil tangkapan harus dalam keadaan segar dan prima. Selainitu, untuk pasar ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan yang lebih hati-hati terutama sekali dari aspek higienis dan penampilan produk.

Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan ukuran rata-rata 200 g/m2 sudah dapat dipasarkan dalam keadaan segar. Dalam proses penyimpanan, pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan es sebagai media untuk mempertahankan kesegaran ikan.

http://bbat-sukabumi.tripod.com/t_benih_gift.htm
budidaya ikan hias
Wed, 15 Jun 2011 17:52:00 -0700
Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi , budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam memeliharanya.
Ikan Hias Lebih Menguntungkan

Jika dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi pemeliharaanya hampir sama sedangkan masalah penjualan biasanya ikan konsumsi dihargai dengan sistem kiloan, ikan hias dihargai dengan sistem per ekor, dengan demikian bisnis budidaya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga memerlukan lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak.

Hasil budidaya Ikan hias lebih menekankan kualitas sehingga bisa dilakukan di lahan sempit dan bisa dilakukan sebagai usaha sampingan. Jika tidak memiliki kolam yang luas, budidaya ikan hias bisa dilakukan di dalam akuarium atau bak semen yang cukup kecil. Jika lahan yang tersedia cukup kecil, kita harus lebih selektif dalam memelihara ikan hias. Ikan-ikan hias yang dipelihara cukup yang berkualitas bagus sedangkan yang berkualitas kurang bagus harus segera diafkir karena memakan tempat.

Jenis Ikan Hias Yang Cukup Poluper

Ada beraneka ragam Ikan Hias Bernilai ekonomi cukup tinggi antara lain ikan Koi, Manfish, Koki, Niasa, Redfin, Lemon, Komet, Sumatra barb, Black Ghost , Aligator, Arwana dan ikan hias jenis lainnya. Ikan-ikan hias tersebut merupakan ikan hias yang biasa dicari penghobi dan dibudidayakan petani ikan.

Salah satu alasan mengapa budidaya ikan hias dipilih selain memiliki nilai jual yang tinggi, proses pemijahan dan perawatan benih tidak terlalu membutuhkan modal yang besar dan usaha pembenihan/dibudidayakan ikan hias tersebut masih di didaerah tertentu saja sehingga masih memiliki potensi yang luas. Karena suka terkadang penggemar ikan hias bersedia mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk memiliki seekor ikan hias yang diidam-idamkannya.

Hal inilah yang terkadang membuat harga ikan hias melambung tinggi. Selain faktor kesukaan faktor keindahan ikan hias juga turut andil dalam menentukan harga. Secara umum ikan hias yang memiliki bentuk, warna, corak yang indah akan berharga cukup mahal. Di sinilah letak kunci keberhasilan budi daya ikan hias, menghasilkan ikan-ikan yang indah dan berkualitas bagus. 

Bukan Hanya Untuk Hobi
Keberadaan ikan hias sendiri saat ini tidak lagi sebagai hiburan atau hobi semata tetapi telah berkembang menjadi objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan dunia pendidikan, penelitian, medis maupun keperluan konservasi alam. Sampai saat ini ikan hias air tawar merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar. Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai pengekspor komodit

Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan hias cukup prospek dikembangkan. Hal ini disebabkan dalam budidaya ikan hias memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :

* Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang digunakan cukup sederhana

* Budi daya Ikan Hias Dapat diusahakan skala rumah tangga/ usaha kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas

* Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.

* Budi daya ikan Hias mampu Menyerap tenaga kerja.

* Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.


Profil Beberapa Peternak Ikan Hias

Salah satu contoh peternak ikan hias yang cukup sukses adalah Peternak ikan hias di Kota Bekasi, saat ini mulai mendapat pesanan dari luar negeri seperti Jepang dan Inggris, sedangkan ikan hias yang diminati adalah ikan air tawar jenis tetra, botiya dan zebra. Seorang peternak ikan hias, di Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Miskun, mengatakan, permintaan ikan hias mulai datang dari pembeli luar negeri dan baru-baru ini ia telah mengirim sebanyak 10 box ikan ke Jepang.P emasaran ikan hias hingga keluar negeri itu berawal dari ketertarikan peminat ikan dari luar negeri dengan keindahan ikan yang dibudidayakan di Bekasi serta harganya yang relatif murah. Upaya budidaya ikan hias tersebut telah mampu meningkatkan ekonomi warga setempat dan bahkan Bekasi mulai dikenal sebagai pemasok ikan hias berkualitas.

Contoh lain adalah Kelompok Tani Mina Makmur dibentuk oleh Dinas Perikanan Dati I Kabupaten Tulungagung yang beranggotakan pembudidaya ikan hias dan sejenisnya di Desa Bendiljati Wetan.Pemilik usaha pembenihan dan budidaya ini pada awal mendirikan usahanya memanfaatkan 2 petak kolam yang ada, dari hasil keuntungannya pemilik menambahkan modal untuk membuat kolam dibelakang dan depan rumahnya, sekarang memiliki 40 petak kolam disekitar rumah dan dilokasi lain 45 petak kolam dengan luas lahan seluruhnya 3 ha. Perkembangan budidaya ikan hias ini semakin hari semakin meningkat mengingat usaha tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian pokok yang mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Lain lagi cerita kesuksesan Kelompok Tani Sangkuriang Koi Breeder, Kelompok Tani yang memiliki sekretariat di Jln. Sangkuriang No. 1 RT 7 RW 5 Kel. Cipageran, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi. Kelompok tani yang merupakan kumpulan Petani Ikan Hias Koi ini memiliki latar belakang keprihatinan pendirinya melihat peternak ikan koi Jawa Barat yang kurang maju. Padahal ikan koi blitar yang terkenal unggul di Indonesia saat ini, benihnya berasal dari Jawa Barat. Setelah melewati proses yang panjang kini Sangkuriang Koi Breeder memperoleh peringkat dua dalam lomba Ikan Koi tingkat internasional di Tangerang Februari 2009. Kejuaraan ini merupakan kejuaraan Koi bertaraf Internasional yang kebetulan dilaksanakan di Indonesia.

Menurut Ule, Pendiri Kelompok Tani Sangkuriang Koi Breeder budi daya ikan koi memiliki prospek yang menguntungkan karena pasarnya banyak dan tidak terbatas. Selain itu, penjualan ikan koi relatif stabil jika dibandingkan dengan ikan louhan yang hanya booming sesaat. Demikian pula, perawatannya juga relatif murah dibandingkan ikan arwana. Setiap bulan kelompok tani yang dikelola Ule bisa menghasilkan keuntungan minimal Rp 15 juta


Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.

Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:

1. Ikan-ikan hias yang beranak.
2. Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
3. Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
4. Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
5. Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:

1. Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
2. Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
3. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
4. Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)

2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA

1. Induk Jantan
1. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
2. Tubuhnya rampaing.
3. Warnanya lebih cerah.
4. Sirip punggung lebih panjang.
5. Kepalanya besar.
2. Induk Betina
1. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
2. Tubuhnya gemuk
3. Warnanya kurang cerah.
4. Sirip punggung biasa.
5. Kepalanya agak runcing.

3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN

1. Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan jernih.
2. Suhu air berkisar antara 15 ~ 27°C.
3. pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
4. Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.

4. TEKNIK PEMIJAHAN

1. Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
2. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
3. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.

5. PERAWATAN BENIH

1. Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
2. Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
3. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
4. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
5. Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
budidaya ikan sidat
Mon, 16 May 2011 20:37:00 -0700
SEKILAS IKAN SIDAT

Perubahan iklim telah mengubah pola migrasi ikan sidat di perairan laut Kepulauan Indonesia. Jika biasanya ikan ini hanya bisa dilihat di laut selama setengah tahun, namun saat ini belut laut ini muncul sepanjang tahun.

Bentuknya seperti ular. Namun secara biologis karena memiliki insang dan sirip dia masuk kelompok ikan. Orang Indonesia biasa menyebutnya ikan sidat (belut laut tropis) atau bahasa latinnya anguilla sp. Jarang sekali ikan ini dikonsumsi oleh orang pribumi. Meski demikian, jangan remehkan ikan ini dari bentuknya. Sebab kandungan nutrisi ikan ini berada di atas rata-rata semua jenis ikan. Bahkan, di Eropa, Amerika, dan Jepang ikan ini laris manis dan menjadi konsumsi dari kalangan menengah ke atas karena harganya cukup mahal.

Bahkan sebagian orang Jepang percaya bahwa dengan mengonsumsi ikan ini bisa menambah stamina dan memperpanjang umur. Meskipun terkesan hanya sebagai mitos, namun secara medis ikan ini memang memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Indonesia memiliki potensi sebagai penghasil ikan sidat jenis tropis yang melimpah.

Menurut Peneliti Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hagi Yulia Sugeha menyatakan RI berpotensi menjadi penghasil ikan sidat terbesar di dunia. Sebab, ikan sidat jenis tropis yang ada di perairan laut Indonesia memiliki karakter yang unik. Sidat betina tropis memiliki kemampuan reproduksi sembilan kali lebih banyak ketimbang jenis ikan sidat dari lintang tinggi. Ini bisa dilihat dari jumlah telur yang dibawa dalam perutnya. Selain itu kemampuan memijahnya pun sepanjang tahun. Dengan kemampuan bertelur mencapai ratusan ribu bahkan jutaan telur, maka ikan ini sangat potensial untuk dibudidayakan.

"Ikan sidat merupakan menu paling mahal di Jepang disebut sebagai unagi tahun 2000-an harga ikan ini di pasar 700 yen per ekor (saat itu sekira Rp490 ribu per ekor). Tapi kalau sudah diolah yang siap makan di restoran harganya 5.000 yen per porsi. Itu hanya orang kaya yang beli padahal hanya 1 potong," katanya.

Meski demikian, kata dia, ikan sidat kini mulai menunjukkan pola hidup yang berbeda. Menurut Yulia, ini bisa disebabkan oleh perubahan iklim atau kondisi air yang tercemar. Selama ini dilaporkan ikan ini akan muncul di lautan hanya setengah tahun. Namun ternyata berdasarkan penelitian yang dia lakukan di Muara Sungai Poigar sebelah utara pulau Sulawesi, ikan ini bisa muncul sepanjang tahun. Selain itu, komposisi spesies ikan sidat yang masuk ke perairan laut Indonesia pun bisa berbeda. Dalam satu tahun bisa dominan sidat jenis spesies celebesensis, sedang tahun berikutnya bisa dominan marmorata.

Pengamatan yang dilakukan Yulia bersama empat peneliti dari Jepang selama kurun 1997-1999, terungkap bahwa pola migrasi sidat Muara Sungai Poigar Sulawesi tercatat ada tiga karakter spesies sidat yang melimpah. Yakni, jenis anguilla celebesensis, marmorata, dan bicolor pacifica. Selama tiga tahun penelitian celebesensis merupakan spesies paling melimpah dengan angka 73,5 persen, 79,5 persen, dan 81,9 persen. Marmorata merupakan spesies dengan kelimpahan nomor dua dengang persentase 23,8 persen, 18,8 persen, dan 17,7 persen. Sedangan bicolor pasifika hanya 2,7 persen, 1,7 persen, dan 0,3 persen.

"Selama awal bulan, belut laut ini tampak lebih melimpah saat laut pasang ketimbang saat surut. Dari hasil penelitian ini menemukan bahwa ikan sidat akan menjadi melimpah saat awal bulan dan saat laut pasang," katanya.

Namun selama empat tahun terakhir penelitian yang dilakukan Yulia bersama tim peneliti LIPI, ditemukan pola migrasi yang berbeda dari ikan ini.

Menurut dia, ikan sidat telah mengubah tingkah laku migrasi. Dia bersama tim peneliti baru saja melaporkan tentang perubahan dominasi spesies. Celebesensis yang sebelumnya tampak melimpah kini telah digantikan oleh marmorata. Toh meskipun, kata dia, dalam bermigrasi celebesensis memang lebih dekat ke Indonesia dibandingkan marmorata dan bicolor pasifika.

"Kami menduga perubahan siklus ini karena dia mengikuti siklus perubahan iklim. Jadi mungkin 10 tahun kemudian bisa jadi celebesensis akan dominan lagi. Lha kalau dipengaruhi lagi oleh perubahan iklim itu bisa berubah sebab spesies yang bermigrasi sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim atau lingkungan. Jadi apabila lingkungan berubah, maka pola migrasinya juga akan berubah. Misalnya sungainya rusak, tercemar dan lainnya," paparnya.

Para ilmuwan memang sudah terlanjur khawatir. Bahwa pada 2030 mendatang diperkirakan banyak spesies akan punah. Namun kenyataannya dilaporkan bahwa Indonesia merupakan tempat bagi tujuh dari 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia.

Bahkan hasil penelitian yang dilakukan Yulia dan Tim LIPI menemukan lima jenis spesies baru yang karakternya belum pernah di laporkan ada di dunia. Sehingga berpeluang menjadi spesies baru di luar angka 18 spesies yang telah tercatat tersebut. Selain itu, dia menemukan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi tempat tinggal tujuh spesies sidat, namun juga ditemukan dua spesies lainnya yang termasuk bagian dari 18 spesies tersebut. Artinya Indonesia berpeluang ditempati sembilan spesies sidat yang pernah dikenal di dunia.

Tidak hanya itu, spesies moyang dari sidat yakni anguilla borneensis merupakan spesies yang hanya ada di Indonesia dan statusnya sudah endemis atau terancam punah. Wilayah Indonesia memang sangat memungkinkan sebagai tempat favorit sidat, karena karakter ikan sidat yang suka bertelur di wilayah gugusan pulau. Selain itu banyaknya gunung dan danau merupakan surga bagi ikan ini. Yulia bersama Tim peneliti sempat menemukan ikan sidat yang sudah berumur 15 tahun dengan ukuran panjang 1,72 meter dan berat 15 kg. Tingkat pertumbuhannya memang tinggi di daerah tropis.

"Curiga saya jangan-jangan 18 spesies dunia awal penyebarannya dari Indonesia kemudian menyebar ke daerah lain," katanya.

Mempelajari pola karakter hidup ikan sidat memang unik. Ikan ini bisa hidup di air tawar maupun asin, dipercaya inilah yang menyebabkan metabolisme dan daya tahan tubuh ikan ini menjadi tinggi sehingga kandungan nutrisinya pun tinggi. Ikan sidat dewasa akan bereproduksi di laut. Sementara jutaan anakan-anakan ikan ini akan bermigrasi mencari muara dan menuju air tawar dan tinggal di sana selama bertahun-tahun.

Setelah dewasa sidat akan kembali mencari laut untuk bereproduksi begitu terus siklusnya. Ini terbalik dari ikan salmon yang justru mencari air tawar untuk melakukan reproduksi, dan anak-anaknya yang akan bermigrasi mencari laut.

Namun menurut Yulia, memang ada yang berubah dari pola migrasi sidat. Temuan lain yang dia dapatkan bersama tim peneliti adalah pola migrasi yang tidak sama antara Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Penelitian yang dilakukan secara serentak di tiga wilayah tersebut dengan melibatkan banyak anggota tim peneliti menemukan bahwa musim kemarau merupakan puncak kelimpahan sidat di Indonesia bagian tengah yakni pada bulan April - Oktober. Namun kebalikannya, justru Indonesia bagian barat dan timur kelimpahannya rendah saat musim kemarau.

"Jadi kemungkinan ketemu kelimpahannya di musim penghujan. Nah implikasinya buat pengelolaannya tidak boleh sama. Kebiasaan di Indonesia, jika satu budi dayanya seperti ini maka yang lainnya juga sama. Padahal musimnya saja beda," paparnya.

Hingga saat ini, memang eksploitasi ikan sidat masih mengandalkan hasil tangkapan alam. Biasanya ikan sidat ditangkap saat anakan untuk kemudian diekspor atau pada ukuran yang sudah besar. Meskipun di Indonesia potensinya memang melimpah dan belum tergali, namun menurut Yulia hingga saat ini belum ditemukan lokasi di mana ikan sidat ini bertelur dan bereproduksi. Jika sudah ditemukan lokasi dan karakternya, tentu akan sangat membantu pengembangan budi dayanya.

Selain itu, dia mengkhawatirkan masih ada spesies lain ikan sidat di negeri ini yang belum ditemukan. Kekhawatirannya spesies tersebut sudah punah lebih dulu sebelum dilakukan pencatatan akibat eksploitasi yang tidak mempertimbangkan keberlanjutan kehidupan ikan ini.
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,” kata Kepala Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang Made Suitha.
Sidat kini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat besar. Ekspor ikan sidat terutama ke Macau, Taiwan, Jepang, China dan Hongkong. Potensi pasar negara lain yang belum digarap antara lain Singapura, Jerman, Italia, Belanda dan Amerika Serikat.
Peluang ekspor dari Indonesia kian terbuka lebar. Produksi ikan sidat dari Jepang dan Taiwan mulai terbatas karena kekurangan bahan. Kedua negara otomatis mengurangi ekspor, sedangkan produksi ikan sidat dari China diketahui menggunakan zat kimia.
Negara produsen ikan sidat akhirnya mencari alternatif pasar benih, termasuk dari Indonesia. “Tapi Indonesia tidak akan menjual benih, lebih baik dikembangkan di sini sehingga investor dari luar juga datang,” tegas Made.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.

Bantuan Teknologi
Pengembangan budi daya ikan sidat di Pandu Karawang sangat berhasil. Made mengungkapkan bahwa harga ikan yang cukup tinggi menarik masyarakat untuk membudidayakan ikan sidat. Bahkan Pandu Karawang siap memberikan bantuan dalam bentuk teknologi budi daya bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Saat ini, beberapa kelompok masyarakat melakukan pembudidayaan ikan sidat di tambak Pandu Karawang, namun juga ada yang perorangan.
“Kami menyediakan lahan yang bisa disewa maksimal dua tahun. Setelah itu mereka harus mandiri, untuk memberi kesempatan pada masyarakat lain yang ingin belajar budi daya ikan sidat,” jelas Made.
Budi daya ikan sidat relatif tidak sulit. Apalagi rasio hidup sangat tinggi, sekitar 90 persen, karena punya data tahan kuat terhadap penyakit.
Made mengemukakan, lamanya budi daya ikan sidat tergantung ukuran benih. Dia mengatakan, paling banyak yang dibudidayakan adalah ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen ukuran > 500 gram. Lama budi daya maksimal lima bulan.
Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan sidat. Sekarang, semakin banyak investor yang berkeinginan membudidayakan ikan sidat, sebab, budi daya ikan sidat dipastikan menguntungkan. Tertarik?



Tidak seperti halnya ikan mas, ikan patin, udang windu, ikan lele dan lobster air tawar, pengembangan usaha budidaya sidat di Indonesia masih sulit dilaksanakan, apalagi penyediaan benih ikan ini betul-betul tergantung alam. Pemeliharaan benih sidat di kolam-kolam belum popular, karena ikan ini karnivor dan kanibal.

Benih yang didapat dari alam ditampung dan diberi makan cacing halus. Umumnya, hasil budidaya sidat ini diekspor. Tujuan ekspor benih sidat ke luar negeri, terutama Jepang, negeri yang perikanan sidatnya sudah sangat maju tetapi sangat membutuhkan benih cukup banyak. Untuk menambah pengetahuan dan alih teknologi, berikut diterangkan budidaya sidat yang dilakukan di Jepang.

* PENYEDIAAN PAKAN

Sebelum mengumpulkan benih sidat, persediaan pakan harus disiapkan terlebih dahulu. Sebelum pakan buatan ditemukan, ikan rucah digunakan sebagai pakan sidat.

Pakan buatan yang tersedia adalah dalam bentuk tepung. Untuk ransum makanan, pakan buatan dicampur air dengan rasio 1 : 1. kadang-kadang, dapat juga ditambah obat-obatan dan cacahan ikan runcah. Campuran pakan ini diaduk sehingga berbentuk adonan dan segera diberikan kepada sidat sebelum menjadi keras.

Kandungan protein yang dibutuhkan dalam pakan elver, sidat muda dan dewasa berturut-turut adalah 55,50 dan 45%. Sedangkan kandungan lemak dalam ransum makanan pada umumnya 3%. Ransum makanan yang diberikan sebanyak 2-6% berat total tubuh sampai ikan tumbuh menjadi 40g, kemudian ransum makan yang diberikan hanya 1-3% berat total tubuh.

Peternak harus mengamati aktivitas makan sidat dengan cermat dan mengatur ransum makanan sehingga sidat dapat mengkonsumsi semua pakan dalam satu jam atau lebih baik lagi dalam waktu 30 menit. Pakan buatan haru disimpan di tempat dingin dan kering, dalam cold strorage (ruang pendingin), dan pakan yang baru harus dibeli setiap satu atau dua minggu dari pabriknya.

* PENGUMPULAN BENIH SIDAT

Elverdikumpulkan dari daerah muara sungai ketika mereka mulai beruaya ke arah sungai, yaitu saat akhir musim gugur sampai musim dingin di Jepang. Nelayan mengumpulkan elver dengan seser atau jarring penangkap serta menggunakan lampu untuk menarik perhatiannya. Ukuran mata jaring alat tangkap tersebut adalah 0,7-1,0 mm. Elver yang terkumpul kadang disimpan dalam kandang elver, yaitu kotak kayu yang mempunyai saringan di dasarnya. Ketika elver mencapai kepadatan tertentu, mereka dipindahkan ke bak-bak pemeliharaan. Elver harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah kematian karena luka-luka. Ukuran elver adalah 0,15-0,2g berat tubuh dengan panjang total 50-60 cm.

* PEMELIHARAAN ELVER DAN SIDAT MUDA

Peternak sidat membeli elver dari pemasok. Elver yang akan dibeli diperiksa dahulu untuk meyakinkan bahwa benih sidat tidak luka, berpenyakit, atau lemah. Terkadang, elver direndam dalm larutan obat beberapa saat, guna mencegah pertumbuhan bakteri patogen, sebelum dimasukan ke bak pemeliharaan.

Elver dipelihara di dalam bak berkapasitas 30-50m² dengan kedalaman 50-70 cm. Bak-bak diletakkan di dalam ruangan. Tiga atau empat hari pertama, anak sidat ini harus aklimatisasi sesuai kondisi bak-bak tanpa pemberian pakan. Jika suhu air akan ditingkatkan sampai optimum (25-28ºC di Jepang), harus dilakukan bertahapselama aklimatisasi. Perubahan mendadak menyebabkan tekanan fisiologik.

Cacing tubificid (tubifisid) merupakan makanan terbaik bagi pemeliharaan awal elver. Untuk beberapa hari, cacahan tubificiddiberikan disekeliling dinding bak, sehingga semua elver memperoleh kesempatan untuk memangsa ransum yang tersedia. Setelah itu, area pemberian pakan dipersempit sampai pakan hanya diberikan sepanjang satu penampangdinding. Dengan cara ini, anak sidat dilatih untuk makan di tempat dan waktu yang telah ditentukan.

Dalam waktu dua sampai empat minggu, ransum makanan diberikan dua kali sehari, subuh dan petang hari, pada suatu tempat berpenarangan lampu 20-40 watt. Waktu makan secara perlahan dialihkan ke siang hari. Meski sidat telah terbiasa makan siang hari, pakan tetap diberikan dua atau tiga kali sehari selama dua sampai tiga bulan.

Setelah dua atau tiga minggu dari awal pemberian pakan, cacahan daging ikan dan pakan buatan mulai dicampur dengan cacing tubificid. Jumlah pakan buatan dalam pakan campuran tersebut ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya hanya pakan buatan yang diberikan.

Beberapa peternak tetap memberikan campuran cacahan ikan dan pakan buatan sampai sidat berbobot 1g. Ketika sidat masih kecil, pasta makanan disediakan agak lunak. Setelah sidat tumbuh lebih besar, diberikan pasta agak padat.

Padat penebaran elver biasanya berkisar antara 150g/m² dan 300g/m². Kelulushidupan elver sampai berat tubuh 1g adalah 80-90%.

* PEMBESARAN

Setelah anak sidat dapat menerima ransum makanan yang terdiri dari pakan buatan saja, pemilahan sidat pertama kali dilakukan. Semua sidat dari dalam bak dikumpulkan melalui pipa pengeluaran ke dalam keranjang dan dipindahkan ke jaring kurung kecil di bak lain.

Sidat yang besar dipisahkan, yang lebih kecil dipindahkan ke bak-bak budidaya untuk pembesaran lebih lanjut. Kemudian, pemilahan dilakukan setiap 40 hari.

Pemilahan yang sering dilakukan memiliki beberapa manfaat, yaitu memungkinkan mengetahui persediaan sidat yang dibudidaya, meningkatkan efisiensi pakan dengan mengurangi kemungkinan pakan yang tersisa, memungkinkan pengamatan kondisi sidat secara cermat, dan dapat benar-benar membersihkan bak-bak budidaya.

Adonan pakan buatan, kini, diberikan satu kali sehari sebanyak 1-3% berat total tubuh dalam bak budidaya. Kepadatan ideal untuk sidat berbobot 10g adalah 3 sampai 6 kg/m² dan untuk sidat besar, 9-21kg/m².

Sisa bahan organic yang tertimbun di pusat bak karena pergerakan air harus dibersihkan dengan cara disedot setiap pagi dan sore. Pengelolaan air budidaya dilakukan dengan cermat sepanjang musim dingin untuk menjaga air tetap bersih dan hangat (dengan memanaskan air sampai suhu optimal), sementara pergantian air dilakukan sesedikit mungkin untuk efisiensi biaya pemanasan.

* PANEN DAN PEMASARAN

Setelah lima bulan dibudidaya, sidat yang tumbuh cepat telah mencapai ukuran jual. Sidat tersebut tetap dapat dipanen untuk dipasarkan. Sidat yang dipanen diletakkan di dalam keranjang plastik. Keranjang ini diletakkan di dalam bak berisi air dengan sirkulasi. Pakan tidak diberikan selama satu hari sebelum pengangkutan ke pasar.

Untuk pengangkutan selama lima sampai 10 jam dapat digunakan keranjang plastik, yaitu 10 keranjang yang berisi 4-5kg sidat ditumpuk dan air dingin dipancurkan di atas tumpukan keranjang tersebut. Satu keranjang berisi 1-2kg es batu kemudian diletakkan di atas tumpukkan tersebut. Tumpukkan tadi kemudian dimuat ke atas truk dengan ditutup kain kanvas.

Untuk jarak jauh, yang memerlukan waktu 20 sampai 30 jam, sidat dikemas dalam kantong plastik lapis dua berkapasitas 8 liter, diisi 1-2 liter air, 0,5-1kg es batu dan gas oksigen. Satu kantong dapt diisi 5-10kg sidat. Biasanya, dua kantong dikemas dalam satu kotak Styrofoam.


budidaya ikan air tawar
Mon, 16 May 2011 20:29:00 -0700
Budidaya Ikan Air Tawar - Untuk saat ini sebagian industri kecil telah mengelola ikan laut menjadi makanan khas provinsi misalnya diolah menjadi kemplang/kerupuk, abon ikan, ikan asin, dan lain sebaginya. Namun karena cuaca yang tidak menentu akan menurunkan juga hasil produksi sehingga Budidaya Ikan Air Tawar akan menjadi solusi yang sangat menarik manghadapi persoalan tersebut.

Terlebih banyak juga Pemerintah daerah yang memberikan dukungan yang sangat positif terhadap upaya Budidadya Ikan Air Tawar, jadi kenapa kita tidak memulainya karena hanya sebagian kecil saja masyarakat kita yang telah memulai mengembangkan budidaya ikan air tawar tersebut. Saya anggap kecil memang, dikarenakan mahalnya bibit dari ikan air tawar itu sendiri atau semakin mahalnya harga pakan ternak untuk makanan ikan air tawar tersebut, serta kurangnya penyuluhan-penyuluhan untuk menambah keterampilan petani ikan air tawar dalam meningkatkan nilai tambah hasil produksi.

Namun jika kita kaji lebih dalam, ternyata ikan air tawar dapat dijadikan salah satu potensi ekonomi masa yang depan dan keuntungan bagi masyarakat sendiri khususnya dalam meningkatkan pendapatan dan dijadikan konsumsi masyarakat sehari-hari. Jika ada suatu pembelajaran yang baik pasti suatu saat akan menjadi salah satu komoditi ekspor ke luar negeri, seperti : udang, ikan kerapu, kakap merah, kepiting dan cumi-cumi. Dengan memanfaatkan potensi lahan yang masih luas untuk dijadikan tambak ikan atau udang air tawar, secara tidak langsung dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Dengan perencanaan, pengelolaan serta pemasaran yang baik dari budidaya ikan air tawar pasti tujuan yang diinginkan akan tercapai. Memang ini bukan merupakan PR (Pekerjaan Rumah) pemerintah daerah sendiri. Bantuan pihak-pihak lain tentunya sangat diperlukan untuk keberhasilan program pengembangan budidaya Ikan air tawar ke depan. Keberhasilan usaha perikanan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk pembuatan kolam. Demikian pula untuk tanah beranjangan atau terapan dengan kandungan liatnya 30 persen.

Kedua jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor. Faktor lingkungan dapat berpengaruh terhadap cita rasa ikan, misalnya bau tanah atau lumpur.

Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam budi daya ikan air tawar adalah mutu air. Sumber air bisa berasal dari air sungai, hujan, atau tanah. Mutu air yang diperlukan untuk budi daya ikan air tawar haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut: oksigen terlarut sekitar 5-6 ppm, karbondioksida terlarut kurang dari 25 ppm, pH antara 6,7-8,6, suhu 25- 30oC dengan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak lebih dari 5oC, serta tidak tercemar bahan kimia beracun, minyak, atau limbah pabrik.

Air yang terlalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan karena endapan lumpurnya terlalu tebal dan pekat, sehingga dapat mengganggu penglihatan ikan dalam air dan menyebabkan nafsu makannya berkurang. Semakin banyak dan beragam biota air yang terdapat di dalam perairan, semakin tinggi tingkat kesuburannya.

Budi daya ikan air tawar lebih mudah dibandingkan dengan ikan air laut. Sebagai contoh budi daya ikan mas sangat mudah sekali dilakukan karena toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi. Meski demikian, dalam kenyataannya perkembangan ketersediaan dan konsumsi ikan air laut lebih besar daripada ikan air tawar.

Kendala utama budi daya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi. Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan, dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi adalah untuk pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan.
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mungkin sepotong kalimat itu menunjukkan kepada kita bahwa dengan memulai sesuatu akan lebih baik daripada tidak mencoba memberikan sedikit kontribusi yang tanpa kita sadari padahal itu yang terbaik dari diri kita. Berbicara tentang rencana pembangunan bangsa pada jangka panjang dua puluh tahun, salah satunya akan memfokuskan pada perwujudan Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri dan kuat. Laut dan pulau-pulau di sekitarnya yang akan menjadi kekuatan dari pembangunan nasional itu sendiri. Jika kita sadari, ternyata Provinsi Kepulauan Bangka – Belitung dapat menjadi salah satu sasaran untuk itu. Sesuai dengan UU No. 22/1999, provinsi kepulauan yang terbilang masih muda dengan umur baru menginjak delapan tahun namun memiliki perairan 65.281 Km2 lebih luas jika dibandingkan daratannya yang hanya seluas 16.281 Km2 . Kondisi ini tentunya dapat menjadi fokus pembangunan pemerintah daerah untuk mengembangkan pembangunan ke depannya yang diprioritaskan pada sektor bahari. Perairan yang dibicarakan di sini tentunya mencakup perairan darat maupun laut. Persepsi masyarakat mungkin akan tertuju pada sektor kelautan yang diharapkan akan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal ini ditunjukkan dengan hasil ikan laut di provinsi ini pada tahun 1998 sebelum provinsi ini dideklarasikan menunjukkan bahwa total dari volume ikan laut untuk Kabupaten Bangka, Belitung dan Pangkalpinang sebesar 123.046 ton (Sumber: Bangka, Belitung dan Pangkalpinang dalam angka 1998 (BAPPEDA)). Bahkan saat sekarang ada sebagian industri kecil yang telah mengelola ikan laut menjadi makanan khas provinsi ini misalnya diolah menjadi kemplang/kerupuk, abon ikan, ikan asin, dan lain sebaginya.Tidak selamanya subsektor perikanan laut dapat menjadi sumber pendapatan untuk sebuah daerah. Terkadang ada saat tertentu pasti akan terjadi penurunan hasil laut yang dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung para nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan berupa hasil laut, apalagi pada saat musim seperti sekarang ini. Mengingat sektor perikanan akan tetap menjadi salah satu sektor unggulan di negeri ini, maka akan sangat tepat jika kita mulai memberi perhatian yang lebih pada sektor perikanan air tawar.

Namun apakah budidaya ikan air tawar ini dapat memberikan kontribusi bagi sektor perikanan? Atau mungkinkah subsektor perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar akan terus eksis di negeri serumpun sebalai ini? Beberapa pertanyaan seperti tersebut di atas mungkin akan timbul di benak kita. Jawabannya dapat kita lihat sendiri, bahwa pemerintah daerah telah memulai untuk itu dan diharapkan masyarakat mau memulai budidaya ikan air tawar dapat semakin marak seiring dengan memanfaatkan kolong-kolong eks penambangan timah yang tidak terpakai lagi. Walaupun hanya sebagian kecil masyarakat kita telah memulai mengembangkan budidaya ikan air tawar tersebut. Timbul pertanyaan mengapa budidaya ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil dari masyarakat kita? Pasti ada masalah atau kendala-kendala yang menjadi penyebabnya sehingga untuk budidaya ini jumlahnya sangat sedikit sekali.

Hal ini bisa dikarenakan mahalnya bibit dari ikan air tawar itu sendiri atau semakin mahalnya harga pakan ternak untuk makanan ikan air tawar tersebut, serta kurangnya penyuluhan-penyuluhan untuk menambah keterampilan petani ikan air tawar dalam meningkatkan nilai tambah hasil produksi.Namun jika kita kaji lebih dalam, ternyata ikan air tawar dapat dijadikan salah satu potensi ekonomi masa yang depan dan keuntungan bagi masyarakat sendiri khususnya dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga hubungannya dengan pemenuhan hidup sehari-hari. Untuk tingkat lokal sendiri dapat dijadikan konsumsi masyarakat sehari-hari. Jika ada suatu pembelajaran yang baik pasti suatu saat akan menjadi salah satu komoditi ekspor ke luar negeri, seperti : udang, ikan kerapu, kakap merah, kepiting dan cumi-cumi. Dengan memanfaatkan potensi lahan yang masih luas untuk dijadikan tambak ikan atau udang air tawar, secara tidak langsung dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Selain itu, lokasi eks penambangan timah minimal dapat sedikit memberikan nilai tambah, jika areal atau lokasi tersebut dapat dikelola dengan baik untuk budidaya ikan air tawar.

Apakah semua itu bisa terwujud? Yang pasti tidak ada yang tidak bisa. Asal ada kemauan pasti akan ada jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut. Usaha ini pasti akan terwujud dengan satu tekad dan tujuan untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Dengan perencanaan, pengelolaan serta pemasaran yang baik dari budidaya ikan air tawar pasti tujuan yang diinginkan akan tercapai. Memang ini bukan merupakan PR (Pekerjaan Rumah) pemerintah daerah sendiri. Bantuan pihak-pihak lain tentunya sangat diperlukan untuk keberhasilan program pengembangan budidaya Ikan air tawar ke depan. Kita yakin pihak universitas dan masyarakat tidak akan tinggal diam dalam menyikapi hal ini dan pasti akan berperan aktif jika memang diperlukan. Kerjasama berupa, penelitian, pelatihan keterampilan tenaga kerjanya baik teknis di lapangan maupun manajemen pengelolaan dan pemasaran ikan air tawar itu sendiri sehingga tujuan akhirnya dapat tercapai yakni untuk memberikan andil yang besar dalam menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam hal ini, memang masyarakat lah yang harus memulai dan mampu membuktikan bahwa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan wilayah yang tidak hanya unggul dalam pada subsektor perikanan laut namun perikanan air tawar juga harus diperhitungkan. Karena tidak menutup kemungkinan investor dapat beralih ke sektor ini setelah berakhirnya pasca timah. Apalagi letak geografis dari propinsi yang sangat mendukung untuk sarana pemasaran ke luar atau ke dalam negeri. Dari saluran distribusi telah memungkinkan kita untuk berani menerobos pasar-pasar yang ada di luar Babel sendiri. Sarana transportasi laut di propinsi ini telah tersedia dan bisa dikatakan cukup untuk itu. Dengan kondisi-kondisi tersebut di atas, kita yakin investor pasti akan datang dengan sendirinya tanpa harus menunggu dengan alasan kurangnya data dan informasi serta fasilitas-fasilitas yang ada. Kita sangat berharap semoga pimpinan daerah yang akan terpilih pada pilkada nanti dapat menjadikan sektor ini sebagai salah sektor unggulan dalam program pembangunan Bangka Belitung lima tahun yang akan datang.Akankah pada kenyataannya nanti kita dapat menunjukkan bahwa budidaya ikan air tawar memang merupakan salah sektor ekonomi potensial masa yang akan datang di Bumi Serumpun Sebalai sehingga kita dapat berkata memang belum terlambat untuk memulainya dari sekarang.
Mangrove Rivulus
Mon, 25 Jan 2010 15:20:00 -0800

silsilah biologi nya
Mangrove Rivulus
Order - Cyprinodontiformes
Family - Aplocheilidae
Genus - Rivulus
Species - marmoratus


daerah persebarannya

habitat nya

makanan kesukaan nya

musuh abadinya neh


PENELITIAN ilmuwan AS mengungkapkan, ikan tropis yang hidup di rawa-rawa ternyata bisa bertahan hidup berbulan-bulan tanpa air. Salah satu jenis ikan tersebut adalah mangrove rivulus (Rivulus marmoratus) yang hidup di rawa-rawa berbakau sepanjang Benua Amerika.

Begitu musim paceklik tiba dan air menyusut, tak jarang ikan yang hanya dapat tumbuh hingga ukuran 7,5 centimeter ini terjebak di rongga batang pohon yang dibuat serangga, tempurung kelapa, bahkan kaleng bekas. Mereka hidup bergerombol dalam lubang tanah dan bernapas menggunakan kulitnya daripada insangnya.

Berbeda dengan sebagian besar ikan yang bernapas dengan insang, mangrove rivulus bernapas dengan kulit. Ketika habitat mulai mengering, mereka bersembunyi dalam lubang-lubang tanah, bahkan tempurung kelapa atau kaleng minuman. Dalam persembunyian, ikan-ikan tersebut bernapas dengan kulit dan mampu hidup berbulan-bulan tanpa air. Setelah hujan tiba dan air kembali menggenangi habitat, mereka keluar dari persembunyian dan hidup layaknya ikan biasa.

Scott Taylor, seorang peneliti dari Program Tanah Lingkungan Terancam Daerah Brevard di Florida, AS, tanpa sengaja mengetahuinya saat melakukan penelitian di Belize, Amerika Tengah. Jenis ikan tropis tersebut sebenarnya juga dapat ditemukan di Brasil maupun AS.

“Kami membongkar sebuah batang pohon dan ikan tersebut muncul tiba-tiba,” ujar Taylor. Kemudian hasil pengujian yang dilakukannya di laboratorium memperlihatkan ikan tersebut bertahan hingga lebih dari 66 hari tanpa air dan makanan. Yang mengejutkan, sistem metabolisme tubuhnya tetap berfungsi normal.

Sejumlah jenis ikan diketahui memiliki kemampuan bertahan hidup tanpa air dan makanan namun belum ada yang selama ini. Coba lihat, ikan lele yang dapat merangkak di darat sampai berjam-jam. Ikan paru-paru di Australia, Afrika, dan Amerika Selatan juga dapat hidup tanpa air namun hanya pada periode dormansi (puasa di musim panas).

Kemampuan ikan ini mungkin memberi petunjuk bagaimana hewan air mulai berkembang di darat. Patricia Wright, seorang biolog dari Universitas Guelph, Kanada, mengatakan habitat ikan tersebut mirip dengan kondisi lingkungan jutaan tahun lalu saat hewan mulai melakukan migrasi dari air ke darat.

Tidak hanya tahan tanpa air, ikan mangrove rivulus juga memiliki kondisi seksual yang ganjil. Setiap ikan memiliki testis dan ovarium alias partenogenesis sehingga dapat melakukan kawin mandiri dengan membuahi sel telurnya sendiri di dalam tubuh. “Ia mungkin ikan paling mantap, tidak hanya memiliki seks yang ganjil tapi juga tidak memiliki kehidupan standar seperti ikan lainnya,” ujar Taylor.

rssfeedwidget.com